16 JAM
  • Reads 210
  • Votes 13
  • Parts 6
  • Reads 210
  • Votes 13
  • Parts 6
Ongoing, First published Jul 12, 2019
Mature
Bagaimana jadi nya jika kau terbangun setiap hari di sebuah ruangan serba hitam memakai pakaian pasien? Bagaimana jadi nya jika kau hanya bisa menyimpan memori selama 16 jam saja? Dan apa yang akan kau lakukan jika petunjuk di otak mu hanya 2 ada kalimat.

'Ada sesuatu di tubuhmu.'
'Menjauh lah dari air.'

Aku mengalami nya. Entah sudah berapa tahun aku berada di situasi ini. Tak ada cermin dsini. Tak ada ventilasi udara. Hanya ada sebuah ranjang dan kursi dengan meja yang ditancapkan sebuah 
 komputer di atasnya.

Aku sendiri tak mau terjangkit seperti ini. Aku terpisah dengan istriku. Dan juga dengan sahabat dekatku, Edwar.
Hingga suatu saat yang aku takutkan terjadi. Aku harus tetap berlari demi rasa penasaran ku meski harus membunuh mereka satu persatu.
All Rights Reserved
Sign up to add 16 JAM to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
BUCIN MAS ARSITEK  by niken_arum
141 parts Complete
Ketika seorang arsitek muda, tampan, mapan, dan dingin bernama Banyu Biru menyakini bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka dia cukup percaya diri bahwa jodohnya kelak adalah seorang gadis pendiam yang santun dan tidak suka neko-neko. Banyu Biru belum melakukan kodratnya sebagai makhluk bergender pria, yaitu memilih. Kepercayaan dirinya pada keyakinan tentang jodoh adalah cerminan diri, membuatnya belum menjatuhkan pilihan di usianya yang ke 28 tahun. Banyu belum menemukan gadis sesuai dengan apa yang dia yakini. Ditambah lagi, jejak masa lalunya yang pernah merasa jatuh cinta pada seorang gadis yang dirasanya adalah tipenya, membuatnya anteng saja di usianya yang sudah matang. Pun ketika insiden sebuah mobil tertimpa pohon tumbang di kafe di depan kantor Dinas Tata Kota, membawanya berurusan dengan gadis bernama Dian Agni Pangestika, sang pemilik mobil. Agni yang cantik itu justru membuat Banyu terkaget-kaget karena gadis itu begitu blak-blakan dan seperti tidak berniat pelan-pelan saat membuat laporan ke kantornya. Kata Banyu, dari gaya bicaranya, Agni itu berandalan. Gadis 22 tahun itu bahkan secara terang-terangan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala seakan melucutinya tanpa malu. "Mas jodoh, tolong urusan ganti rugi ini dipercepat nggih? Saya harus pergi sekarang." Kata-kata Agni itu seketika membuat Banyu Biru membuat benteng setinggi langit dan sepanjang garis cakrawala di depan Agni. Banyu Biru dan Dian Agni dari kacamata kalian.
You may also like
Slide 1 of 10
BUCIN MAS ARSITEK  cover
The Billionaire Prison cover
The Antagonist ✅ cover
Raised by a Murderer 「Diasuh Oleh Seorang PEMBUNUH」 cover
𝐄𝐒𝐂𝐀𝐏𝐄 🦋 [ ruka - haruto ] cover
My Grumpy Patient cover
CEO Versus Dokter (Republish)  cover
Pembalasanku (Harem BL) cover
Kaleidoscope of Death/The Spirealm cover
The Grey Control  cover

BUCIN MAS ARSITEK

141 parts Complete

Ketika seorang arsitek muda, tampan, mapan, dan dingin bernama Banyu Biru menyakini bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka dia cukup percaya diri bahwa jodohnya kelak adalah seorang gadis pendiam yang santun dan tidak suka neko-neko. Banyu Biru belum melakukan kodratnya sebagai makhluk bergender pria, yaitu memilih. Kepercayaan dirinya pada keyakinan tentang jodoh adalah cerminan diri, membuatnya belum menjatuhkan pilihan di usianya yang ke 28 tahun. Banyu belum menemukan gadis sesuai dengan apa yang dia yakini. Ditambah lagi, jejak masa lalunya yang pernah merasa jatuh cinta pada seorang gadis yang dirasanya adalah tipenya, membuatnya anteng saja di usianya yang sudah matang. Pun ketika insiden sebuah mobil tertimpa pohon tumbang di kafe di depan kantor Dinas Tata Kota, membawanya berurusan dengan gadis bernama Dian Agni Pangestika, sang pemilik mobil. Agni yang cantik itu justru membuat Banyu terkaget-kaget karena gadis itu begitu blak-blakan dan seperti tidak berniat pelan-pelan saat membuat laporan ke kantornya. Kata Banyu, dari gaya bicaranya, Agni itu berandalan. Gadis 22 tahun itu bahkan secara terang-terangan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala seakan melucutinya tanpa malu. "Mas jodoh, tolong urusan ganti rugi ini dipercepat nggih? Saya harus pergi sekarang." Kata-kata Agni itu seketika membuat Banyu Biru membuat benteng setinggi langit dan sepanjang garis cakrawala di depan Agni. Banyu Biru dan Dian Agni dari kacamata kalian.