" mama dan om Reno mau menikah ..."
Duarrr
Yah walau Alhamdulillah pemikiran gue ngak kayak realita. Tapi tetap saja, drama apa ini ????
Mama gue mau nikah lagi ? Hell...
"yu ?"
Gue mencoba fokus, menatap keduanya satu persatu lalu menghembuskan nafas pasrah.
"Mama kenapa baru bilang ? Kenapa mendesak ? Mama hamil ?
Kulihat bola mata mama hampir keluar, satu jitakan melayang di kepala gue.
"Kamu nih, suka sekali menyimpulkan sesuatu sendiri ..."
Ucap mama galak
"Mama hanya kesepian yu, semenjak kepergian papa kamu. Mama sering duduk merenung sendiri. Mana kamu sering lembur, kadang ke daerah sampai seminggu. Mama butuh teman yu...."
Aku menatap mama dalam, yah kurasa juga aku kurang perhatian pada mama...
"Om sendiri ? Kok mau sama mama saya ? Awww satu jitakan kembali melayang di kepala gue. Nih ibu ibu hobinya masak sampai gosok atau jitak sih ? Sakit ih ...
"Kamu yah, merendahkan mama sendiri itu dosa tau !"
Ah yah, mama gue over sensitif tenyata pemirsah ..
"Mama kenapa sih ? Perasaan tadi yang ayu tanya dapat jitakan semua, kan ayu Cuma butuh penjelasan ma..."
"Pertanyaan kamu unfaedah !"
Oke, gue menghela nafas panjang, sebelum akhirnya muncul satu pertanyaan penyingkat segalanya.
"Jadi om, kapan mau nikahi mama saya ?"
dan setelah itu semua, gue menyadari...
hidup gue akan berbeda dari biasanya,
mulai sekarang .
selamat datang di dunia baru gue, dunia bersama ketiga saudara laki laki gue yang katanya tampan bak dewa Yunani.
Sekian lama move on, Trinda mendadak CLBK-crush lama belum kelar-melihat mas-mas mempesona berkemeja batik slimfit incarannya delapan tahun silam muncul tanpa gandengan di depan publik untuk pertama kali, plus terkonfirmasi jomblo.
Harapan auto terbit.
Dia bukan lagi anak SMP creepy yang diam-diam naksir sahabat masnya. Sekarang, Trinda sudah glow up, sebentar lagi lulus S1. Masa iya, masih tetep nggak ada kesempatan?
"Cil ... astaga, udah pake kebaya cakep-cakep, makan es krim masih aja berantakan. Makanya kalau makan tuh sambil duduk, Nduk."
Tanpa banyak usaha, keberadaannya sebagai adik satu-satunya calon mempelai pria segera ter-notice sang tamu agung. Tapi, bukan situasi seperti ini yang Trinda harapkan.
Juga ... 'cil' dan 'nduk', katanya?
Jadi, sudah setua ini Trinda masih dianggep bocil, gitu? Ya Tuhan ....