"Setiap Orang Suci Pasti Memiliki Masalalu, Dan Pendosa Sekalipun Pasti Mempunyai Masa Depan."
"Jangan Cuma Menilai Seseorang Dari Sisi Negatif Yang Dimiliki, Semua Manusia Sama, Hanya Berbeda Dalam Memilih Dosa"
"Berbeda Bukan Berarti Salah, Kau Hanya Perlu Melihat Dari Sudut Pandang Lain"
"Bukan Karena Kau Suci Lalu Kau Seenak Nya Mengecapku Pendosa, Kau Dan Aku Hanya Manusia Biasa"
Cerita ini tentang kisah perjalanan Gw sebagai seorang yang berbeda dari kebanyakan manusia, ya gw seorang penyuka sesama jenis, dan gw seorang odhiv (orang dengan HIV). Dan Disini Gw Menceritakan Perjuangan Gw Buat Mendapatkan Kesetaraan, Dan Mencoba Untuk Melawan Semua Tindakan Diskriminatif. juga Perjuangan Panjang Gw Mendapatkan Ramuan Keabadian (ARV-Antiretroviral)
[Follow dulu untuk bisa membaca part dewasa 21+]
Menjadi ketua umum di usia 29 tahun, tak mudah bagi Agratha Dewantara. Apalagi ia harus mengamankan posisi pertama partai dipimpin dalam pemilu dan memenangkan sang ayah menjadi presiden negeri ini.
Ditengah beban besar sebagai pimpinan utama, ia harus menghadapi kemelut rumah tangga yang rumit, dimana sang suami menginginkan perceraian.
Jika saja tak membutuhkan Dhega Sentana (36th) sebagai politisi yang punya pengaruh besar dalam peta perpolitikan nasional, maka ia tidak masalah berpisah.
Dan pria itu menginginkan bayi untuk syarat utama mereka bisa rujuk. Ia harus rela memiliki anak dari pria yang sama sekali tak dicintai.
Pada akhirnya, nasib naas menimpanya. Dhega Sentana pun membuangnya ketika pria itu terpukul karena kehilangan calon anak mereka.