Jadi begini, aku suka sama kak Emir. Dia itu udah kayak sosok pangeran di negeri dongeng. Perfect! Pinter, ganteng, anak pengusaha pula. Bukan cuma aku yang suka sama kak Emir. Hampir sebagian besar penduduk sekolah yang bergender wanita menyukainya. So, aku gak mau heboh, kalem aja. Gak boleh ada yang tau kalau aku suka sama kak Emir. Gengsi iya, tapi aku juga ingin menjadi sosok istimewa. Aku ingin buktikan bahwa rasa suka yang kumiliki jauh berbeda dengan kebanyakan wanita. Tapi gimana caranya? Eh bentar, kupikir Rio yang usil bin ngeselin ini cuma bocah gak jelas yang sering menggangguku. Ternyata dia... ternyata kak Emir... Kepalaku pusing. Kenapa aku harus berubah? "Dek, abang gak sanggup bila kelak diakhirat tidak mendapatimu di surga" Apasih abang? Ngeselin. Surga itu milik Allah. Gak ada yang tau kehidupan akhir. Lagian, aku ataupun dia, emang udah dijamin surga? "Gak dijamin sih, cuma nih, Allah kasih peta biar kita sampai tujuan, Qur'an dan sunnah" komentar Rasda. Ugh.