Story cover for I'm Sorry, Goodbye by aprild_id
I'm Sorry, Goodbye
  • WpView
    Reads 257
  • WpVote
    Votes 32
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 257
  • WpVote
    Votes 32
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Jul 18, 2019
Ctarrrr....
Sebuah cambukan mendarat di punggung yang hanya terbalut kemeja putih tipis. Kemeja yang menjadi bagian dari seragam SMA-nya. Gadis itu terikat di sebuah tiang dengan tangan yang berada di depan.

"Aaw...." pekiknya kesakitan.

"Kau masih tidak ingin mengakuinya, Jung Eun Ha?" tanya lelaki yang mencambuk gadis itu.

"Memang bukan...."

Cttarrr
Tarrr
Tarrr

"Awww...., Stop!" pekik Eunha. "Sakit, bodoh!" pekik Eunha lagi

"Berani mengumpat kau gadis bodoh?" ujar lelaki itu sambil terus mencambuk gadis lemah itu

Tarr
Tarr
Tarr

Begitulah suara dari cambukan yang terus menerus mendarat di punggung Eunha hingga darahpun mengalir deras dari punggungnya membasahi kemeja putih yang selama ini menjadi bagian dari seragam sekolah nya.

"Please!!! Don't Hurt Me!" pinta gadis yang mulai lemas itu
All Rights Reserved
Sign up to add I'm Sorry, Goodbye to your library and receive updates
or
#965somi
Content Guidelines
You may also like
Our Life Journey by gttention10
47 parts Complete
Idol life~ "Aku tau saat pertama kali ketemu sama kamu. Aku yakin kamu adalah wanita yang dikirim Tuhan untuk menjadi ibu dari anak-anak ku" ucap Jungkook kepada Eunha, saat ini mereka tengah berbaring santai menonton drama di TVN. "Dan aku akan mencintai kamu selamanya" balas Eunha sembari mengeratkan pelukan Jungkook dipinggangnya. "Enggak dong, aku dong" bantah Jungkook. "Akuu" balas Eunha tak mau kalah. "Kita berdua. Kamu semakin kesini kenapa semakin gemes sih pipi apel" Jungkook mencubit pelan pipi Eunha. "Sakit dong" Eunha sebal dengan kelakukan Jungkook yang suka sekali mencubit pipinya, berusaha menyingkirkan tangan sang suami. "Biarin, biar aku makan sekalian. Mammm" Jungkook menggigit pipi Eunha dengan bibirnya. Tiba-tiba anak lelaki mereka, Jeongsan masuk dengan membawa dua snack besar. Jeongsan memang hobi sekali makan, persis seperti kedua orang tuanya. Makanya tidak heran jika pipinya juga gembul seperti Eunha. Jeongsan naik ke tempat tidur lalu menempatkan dirinya berada di tengah-tengah Jungkook dan Eunha. "Aigooo, pipi apel appa yang satunya sudah kembali" ujar Jungkook sembari mencium pipi Jeongsan. "Kau akan bertemu pipi apel lainnya" jelas Eunha. "Maksudnya?" tanya Jungkook kebingungan. Eunha merogoh saku celananya, mengambil sebuah test pack lalu diserahkan ke Jungkook "Kau hamil sayang? Jeongsan akan memiliki adik?" Jungkook terkejut melihat sebuah test pack yang berada ditangannya. Eunha mengerutkan hidungnya ia mengangguk semangat. "San-ah kau akan menjadi seorang kakak" teriak Jungkook lalu mengangkat Jeongsan. Ia bahagia sekali dengan kabar ini. Eunha terkekeh melihat kelakuan sang suami. Hidupnya terasa sempurna karena kehadiran Jungkook dan Jeongsan beserta calon anaknya. Walau mereka masih sibuk dengan grupnya masing-masing, tapi Jungkook dan Eunha berjanji akan menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak mereka.
You may also like
Slide 1 of 10
Aku Ingin Bercerita  cover
Love's Serendipity cover
PRIVAT cover
All My Love Is For You cover
That Bastard My Boyfriend [BANGCHIN]✔ cover
Un_Lucky [Completed] cover
Go Go Girls (BTS x GFRIEND)✔ cover
Our Life Journey cover
N O R M A L ✓ cover
Fake Love ✓ [TERBIT] cover

Aku Ingin Bercerita

33 parts Ongoing

"Ngapain sedih? Aku harus semangat biar jadi sarjana untuk membuat Ibu dan Bapak tersenyum dari atas!" -Candra "Gila bukan berarti tidak bisa mencapai impian, kan, Pak?" -Raka "Gue capek hidup miskin, Ro. Kuliah mahal, tapi gue harus buktiin ke Paman." -Hartigan "Abang, apakah jadi jambret menghancurkan masa depan Ryan? Apa Ryan udah gak punya masa depan, Bang?" -Ryan "Ra, sakit adalah pengingat kita masih bernyawa. Tanpanya, kita tak lebih dari bayang-bayang. Lalu bagaimana dengan gue?" -Kallan "Gue maunya main futsal, bukan jadi korban keadaan. Gimana rasanya jadi bagian tim sekolah, Ro?" -Aleza "Apapun yang terjadi, keluarga, kasih sayang, dan harta selalu milik kita semua. Dalam diri gue, tak ada penyesalan dalam berbagi." -Alvaro -o0o- Dalam perjuangan melawan takdir, tujuh remaja dari latar belakang yang berbeda bersatu dalam keinginan untuk meraih gelar sarjana. Padahal mereka bukan keluarga, bahkan tidak sebanding dari segi kasta. Namun, kebersamaan mereka menjadi kekuatan untuk menghadapi penderitaan. Apakah mereka bisa meraih impian dan mengubah nasib? Apakah persahabatan mereka cukup kuat untuk menghadapi badai kehidupan? . . 📌 𝐈𝐍𝐈 𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐅𝐈𝐊𝐒𝐈!!