Luka? Sedari kecil luka selalu mengiringi langkahku. Dipaksa berdiri tegak saat sedang rapuh terjatuh. Tenang saja! Aku sudah kebal akan rasa sakit. aku tak selemah yang orang pikir. Tak sediam yang orang lihat. tak sebaik yang dia lihat. Sikapku tergantung bagaimana kau memperlakukanku. Namaku mentari, Nama yang indah bukan? Tapi tak seindah kehidupanku sepanjang ini. ingin rasanya menyalahkan takdir, tapi sedetik kemudian rasanya terlalu egois jika aku menyalahkan takdir begitu saja. Mencoba berpikir positif! Mungkin saja ada kebahagiaan diujung luka yang kurasa. Aku berasal dari keluarga berada, Difitnah dan diusir oleh keluarga sendiri bukan suatu hal yang buruk bagiku. Aku membuka butik dari uang hasil menabung selama ini. Tentu saja aku bukan orang yang boros yang selalu menghamburkan uang untuk berfoya foya. Uang bekal yang diberi orang tuaku begitu banyak dalam sehari, sehingga aku memilih menabungkan sebagian besar untuk merintis usaha butik ini. Aku juga membeli rumah yang cukup sederhana untuk tempat tinggal. "Aku harus lebih kaya dari mereka" begitu yang kupikir. Hanya beberapa orang yang tau jika aku adalah orang yang berada, bahkan keluargaku pun menganggap bahwa aku miskin dan hanya menumpang hidup pada temanku, Ayu. Ayu adalah orang kepercayaanku. Ayu tinggal di rumahku namun kebanyakan orang tau jika Ayu lah pemilik rumah tersebut. Tentu saja aku tak ingin lebih mudah membeberkan kekayaanku. Usiaku 18 tahun saat ini, tadinya ingin melanjutkan kuliah. tapi aku lebih memilih untuk mengembangkan usaha butikku hingga menjadi butik ternama, dan sukses Masalah percintaan? Aku adalah orang yang begitu cuek akan cinta. Bagiku cinta itu tidak ada dan takkan pernah ada. Hingga suatu saat aku bertemu dengan seorang pria yang berhasil melelehkan dinginnya hatiku. Namun mungkin takdir ingin membuat bahagiaku menjadi besar, sehingga memberikan luka lagi lewat pria itu. Apakah aku tak pantas bahagia tuhan? mengapa semua ini terjadi ?All Rights Reserved