Lee Donghae, ia adalah pria berumur 28 tahun yang sudah memiliki putra berumur 5 tahun. Istrinya telah meninggal ketika melahirkan putranya ini. Soo Jin adalah putranya yang sangat disayanginya, dia tak pernah ingin jika anaknya ini mengalami kejadian yang membahayakan nyawanya. Baginya nyawa Soo Jin adalah nyawa ke duanya. Jika Soo Jin mati, maka dia akan mati juga.
Selama beberapa tahun ini dia sama sekali tidak memiliki pemikiran untuk menikah lagi, selain dia sangat mencintai istrinya, dia juga tak ingin anaknya tersakiti jika pada akhirnya wanita pilihannya akan menyiksa anaknya jika tidak bisa menerima sifat nakal putra tunggalnya. Apa dia tidak terlalu mengikuti drama? Aniya! Hanya mengantisipasi saja. Bukankah sudah benar?
Lee Soo Jin, ia adalah putra dari Lee Donghae. Pria muda tampan dan berbakat dalam hal bisnis. Putra tunggal Donghae ini adalah hasil pernikahannya dari Choi Kang Jin, namun malang karena di saat melahirkannya, ibunya itu meninggal dunia akibat kehabisan darah. Soo Jin anak yang periang, pantang menyerah, pandai bergaul, pandai, dan dia sangat suka dipuji. Baginya dia sangatlah berbeda dari anak-anak yang lain, baginya hanya dialah yang tidak memiliki ibu. Donghae sudah menjelaskan semuanya padanya saat umurnya memasuki umur 4 tahun. Yang berarti tahun lalu. Namun walau begitu, dia menutupi rasa sedihnya dengan selalu tersenyum kepada siapapun. Sifat sang ayah yang pandai bergaul juga pandai turun kepadanya. Sedangkan sisanya adalah sifat ibunya.
Namun kehidupan mereka berubah ketika ada wanita berumur 18 tahun memasuki kehidupan keluarga mereka tanpa segaja.
JRENG JRENG JRENG JRENG~~~
NEW STORY!!!
PENASARAN? LANJUT BACA!
GAK SUKA? GET OUT!
HAPPY READING...😊
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.