The Little Philosopher : I Have A Dream
19 parts Ongoing Sheza, seorang siswi cerdas dan kritis kelas 6 SD, memiliki mimpi besar yang jarang terbayangkan oleh anak seumurannya: menjadi seorang pengajar dan filsuf. Sejak kecil, ia terpesona oleh pertanyaan-pertanyaan mendalam seperti, "Mengapa kita harus berbuat baik?" atau "Apa arti kebahagiaan sejati?". Meski sering dianggap "aneh" oleh teman-temannya karena kebiasaannya merenung dan menulis pemikiran di buku hariannya, Sheza tak pernah kehilangan semangat. Ia yakin bahwa filsafat bukan hanya untuk orang dewasa, dan setiap orang berhak mencari jawaban atas keingintahuannya.
Dukungan terbesarnya datang dari Bu Dian, guru kelasnya yang melihat bakat Sheza dan mendorongnya untuk tidak takut bermimpi. Namun, jalan Sheza tidak mulus. Sebagai anak perempuan dari keluarga sederhana, ia harus berjuang melawan anggapan bahwa "cita-cita tinggi" seperti menjadi filsuf hanyalah khayalan. Bahkan, sang kepala sekolah pernah meragukan niatnya saat Sheza mengusulkan diskusi filsafat sederhana untuk teman-teman sekelasnya.
Segala rintangan justru menguatkan tekad Sheza. Dengan bantuan Bu Dian, ia mulai membagikan pemikirannya melalui ceramah kecil di perpustakaan sekolah, mengajak teman-temannya berdiskusi tentang keadilan, keberanian, dan arti meraih mimpi. Perlahan, semangatnya menginspirasi banyak orang, bahkan menarik perhatian media lokal yang memberitakan kisah "guru cilik filsafat".
Di akhir cerita, Sheza menyadari bahwa menjadi pengajar bukan hanya tentang berdiri di depan kelas, melainkan tentang keberanian untuk terus bertanya, mendengar, dan tumbuh bersama. Mimpi besarnya baru saja dimulai, dan ia pun bersumpah: suatu hari nanti, dunia akan mendengar nama Sheza-si filsuf kecil yang mengubah cara berpikir banyak orang, satu pertanyaan pada suatu waktu.