"Aku rela memberi porsi ku saat dia kelaparan, aku rela di marahi dan di hina oleh nya saat dia marah tak terkendali, aku rela bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi membeli sepatu dan baju yang diimpi impikan yang sudah sangat lama. Akan kusimpan air matanya aku tak rela ada seseorang yang membuatnya menangis. Aku rela mati untuk adik ku!" Ibu tiriku memanggil Nino siang itu untuk membeli beras, kepala Nino pusing tiba-tiba dan muka ibu memerah raut wajahnya berubah seperti monster yang menakutkan. "Beli beras itu sekarang atau kau aku pukul!" nada Ibu yang sangat tinggi sambil memegang gagang sapu. "Kepala Nino pusing Bu..." Nino menangis dengan nada suara perlahan dengan kepala menunduk. Tak lama Rani sampai dirumah, Rani mendengar teriakan didapur. Ia pasang langkah yang cepat untuk melihat apa yang sedang terjadi saat itu. Ibu sangat marah sekali. Ibu memarahi Nino habis-habisan dan tak henti. "Jadi cowok itu jangan suka nangis! Mulai sekarang kau harus belajar mandiri!" Rani melihat kejadian itu bulu kuduknya merinding emosi nya naik dan sangat menggebu gebu, sudah 5 menit dia menahan amarah nya tapi tak kunjung meredah. Rani mengeluarkan suara nya dengan lantang dan nada tinggi "Kau bukan Ibuku yang bisa seenaknya memukul adikku! Kau siapa? Kau hanya ibu tiri! Berani kau memukul adikku kau tandingan ku, aku tak perduli kau istri dari Ayah ku apa bukan! Sekali kau menyentuh adikku akan kubunuh kau!" Sebelumnya Rani tak pernah mengeluarkan kata kasar dengan Ibu tiri nya dan hari ini jiwa Rani terguncang-guncang karena adik nya. Rani langsung menarik tangan Nino ke kamar nya.All Rights Reserved
1 part