Apa yang akan terpikirkan bila mendengar kata cinta? Perasaan? Suatu hubungan? Pasangan? Apakkah selalu seperti itu? Sebenarnya apa itu cinta? Menurutku, seseorang yang berumur 70 tahun pun belum tentu mengerti mengenai makna cinta sebenarnya. Tanpa kalian sadari, sebenarnya cinta itu sebetulnya selalu ada di sekitar kalian. Ya, cinta terhadap lingkungan, cinta terhadap keluarga, teman, dan sebagainya. Tak perlu dengan pasangan. Lalu bagaimana dengan sebuah kisah mengenai cinta? Pasti kisah mengenai laki dan perempuan yang memiliki perasaan saling suka. Hanya cerita monoton yang konfliknya saja diubah namun akhir ceritanya sudah tertebak. Entah mereka akan bersama atau tidak.
Namun cerita kisah kali ini akan berbeda. Kali ini bukanlah kisah mengenai sepasang pasangan yang saling mencintai ataupun perselingkuhan seperti biasanya, melainkan sepasang saudara kembar yang berusaha bertahan hidup diumurnya yang ke-16 tahun. Kisah ini tak hanyalah kisah cinta biasa, melainkan kisah cinta penuh tekanan, obsesi, penghianatan, bahkan kekerasan. Kisah cinta yang ditambal sedemikian rupa agar sperti kisah cinta lainnya. Inilah kisahnya...
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.