Raya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun."
Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya.
"Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar.
"Muka lo, lucu!"
Raya yang kesal, berlalu meninggalkan Angga. Tetapi sebelum itu ia menginjak sepatu bagian kanan Angga yang berisi kaki kanan laki-laki menyebalkan itu.
"Bodo, ah! Turun cepetan, nggak turun, lo--gua bakar!"
Angga meringis sambil mengangkat kaki Kanannya. "Raya bengek, lo! Sok sadis, Anjir!"
"Bodo!"
***
Warning!
🚫 Cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Memiliki unsur baper dan permasalahan yang tidak terlalu berat, karena yang berat adalah berat badan authornya apalagi dosanya.
🚫 Jika ada kesamaan nama tokoh, sifat, kejadian, tempat atau apapun mohon dimaklumi karena ketidaksengajaan dan cerita ini asli pikiran author sendiri yang gabut padahal masih dalam keadaan Ujian Sekolah Online.
🚫 Cerita ini juga, beberapa part diambil dari kisah nyata teman - teman Author dan diri Author serta sisanya hanya hayalan Author saja.
🚫 Silahkan baca ceritanya dan ikuti alurnya. Semoga suka, dan jangan lupa meninggalkan jejak karena ini adalah sebuah cerita yang dibuat seseorang sehingga disebut karya.
🚫 Mengandung kata - kata kasar, bahasa tidak baku, konten cerita 15-/+, sehingga sebagai warga negara kebangsaan Indonesia yang baik kita harus bisa bijak dalam menyikapi suatu hal dan ambilah manfaat ceritanya yang positif, kalau negatif jangan diambil karena yang negatif hanya milik mantan.
✔vote dan comment jangan lupa:))
Start: Februari 2020
Finish:
(Up setiap hari Senin dan Jumat).
Terimksh:)
Peringkat:
#6 in Muslimin (30/Maret/2020)
#27 in Raya (09/April/2020)
#4 in muslimin (29/Mei/2020)
#19 in Raya (29/Mei/2020)
#27 in agama (29/Mei/2020)
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan