Lidah memang lebih tajam daripada pedang. Ya. Zidan Rasyid Assidiq percaya itu. Dia sendiri merasakan betapa bodohnya dia menggunakan lidah dan mulutnya untuk berbicara. Zidan tidak pernah tahu bahwa ucapan kurang ajarnya waktu itu justru malah membuat gadis pujaannya menjauh. Bukan hanya menjauh, Gita Yerima Alifia atau yang lebih akrab disapa Yerim itu juga bertingkah seperti tidak mengenal dirinya. Dia tidak pernah mau disapa oleh Zidan. Bahkan, tersenyum pun tidak pernah Yerim lakukan lagi. Hati Yerim terlanjur terluka. Harga dirinya jatuh hanya karena kalimat luar biasa tidak sopan dan terkesan mengejek yang keluar dari mulut Zidan di tengah hari yang panas terik itu. Setelah berpisah dalam waktu yang cukup lama, suatu hal membuat sepasang makhluk Tuhan itu bertemu lagi. Zidan tentu tidak membuang kesempatan begitu saja. Dia berusaha untuk Yerim. Dia berjuang agar hubungannya dengan Yerim bisa kembali baik-baik saja seperti dahulu kala. Akan tetapi, takdir nampaknya masih ingin bermain-main dengan Zidan. Semuanya menjadi rumit. Lebih rumit dari apa yang pernah terjadi pada mereka di masa SMA dulu. Lebih menyakitkan daripada apa yang pernah mereka terima dulu. Zidan hanya punya satu pilihan. Melepaskan Yerim dan membiarkan gadis itu bahagia dengan pria lain. Dan itu bukan dia. ✔another story of [3] Kim, by @haihaim