Dating His Father
  • Reads 404,349
  • Votes 16,233
  • Parts 32
  • Reads 404,349
  • Votes 16,233
  • Parts 32
Complete, First published Jul 27, 2019
Mature
Bertemu dengan seorang Sugar Daddy yang mengikat kehidupan Vanessa dengan sebuah kontrak bukanlah hal yang mudah, awal dari keinginan untuk dapat hidup terjamin dengan cara yang cepat karena tekanan kehidupan di kota yang keras ternyata membawa Vanessa ke sebuah konflik.

Ternyata sahabat yang selalu menemaninya ketika suka dan duka adalah anak dari Sugar Daddy yang ia kencani tersebut, menyembunyikan banyak fakta dan bermain di belakang sabahatnya sendiri membuatnya tidak tahan dengan segala tekanan yang ada. 

Hingga pada akhirnya semua terungkap, Vanesaa harus memilih antara sahabat atau pria yang ternyata telah berhasil menarik hatinya tersebut. Yang ternyata juga memiliki perasaan yang sama kepadanya..
All Rights Reserved
Sign up to add Dating His Father to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Belenggu ✔️ cover
𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐃𝐚𝐦𝐧 𝐈𝐭 [𝐌] ✔️ cover
My Husband My Badboy! 21++  cover
Blood and Soul cover
Dear You•Sehun (END) cover
SEVEN SHOTS cover
Love In The Purple Sea cover
AUTUMN RHAPSODY ( Completed ) cover
ONE SHOT [FANTASY] 21+ cover
Hantu Tampan Nakal cover

Belenggu ✔️

47 parts Ongoing Mature

18+ "Jadilah pelacurku!" Mungkin Jovanka tuli, sebab ia menangkap kata asing dari suara berat Jerome. Juga bagaimana tatapan pria itu yang semakin mendingin. "Ya? M-maksud, Ba-," "Jadilah pelacurku apa kamu tuli!" Kini Jerome membentak nyaring. Jovanka terperanjat, suara jantungnya sampai terdengar jelas di telinganya. "Saya tidak butuh uang kamu, juga rumah sialan itu, saya tidak peduli! Proyek itu akan tetap berjalan, Royal Plaza akan tetap berdiri megah, kecuali. Kecuali kamu mau menjadi pelacur saya, memberi saya kepuasan maka kamu akan mendapatkan rumah itu kembali." Bagaimana kalimat perkalimat itu diucapkan dengan begitu lancar. Dan apa Jerome tidak bisa melihat bagaimana air mata gadis yang baru saja ditawarinya menjadi pelacur itu kini meluruh jatuh membasahi bola matanya lalu turun dikedua pipinya. Bukankah itu sangat menjelaskan bahwa setiap perkataannya telah berhasil melukai kehormatannya sebagai seorang perempuan. "Kamu hanya punya waktu sampai besok. Keputusan kamu yang akan menjadi penentu bagaimana nasib rumah itu. Dan jangan anggap diri kamu special, karena semenjak kamu memutuskan pergi dengan pria lain, bagiku kamu tidak lebih dari wanita murahan diluar sana." ***