"Ai, boleh gak Aku nyerah?" Ucap seorang pemuda. Namanya Ikmal. Ikmal Maulana Malik Ibrahim. Seseorang yang Ikmal ajak bicara hanya bergeming, membuang pandangan ke samping kiri. Diam. Ikmal maju, menghampiri gadisnya. Iya, gadisnya. Karena, setelah 6 bulan menikah mereka belum pernah tamasya Ke Surga Dunia. "Ntar malem, aku pergi. Hicking. Selama semingu." Ucap Ikmal. "Mungkin bakal lebih, komunitasku diundang acara Perjusami tingkat SMA," Tambahnya. Ia angkat tangannya, bermaksud mengelus puncak kepala gadisnya. Tapi, Ia urungkan. Gadisnya tak pernah suka jika disentuh olehnya. Kemudian, tangannya Ia masukkan ke dalam saku Sweater yang dia pakai. Gadisnya masih diam, tak bersuara sepatah katapun. 'Ya, saatnya pergi.. Dia masih tak peduli.. Bye, Ai..' Bisiknya dalam hati, seraya mengulas senyum. Memandang gadisnya yang pasti akan sangat ia rindukan sminggu -atau entah berapa lama- selama mereka berpisah. Qtau mungkin selamanya. "Ai.." Panggil Ikmal. Gadisnya hanya melirik sekilas. 'Segitu ngeganggunya, ya Aku untukmu , Ai.." Bisiknya lagi dalam hati. Merana. Ia angkat tangan kanannya, mengabaikan cemoohan dalam hati, ia mengusap sekilas Puncak kepala gadisnya. "Aku pergi, ya.." Pamitnya. Kemudian mundur perlahan dan balik badan. Sebelum akhirnya melangkah pasti ke luar kamar. Membawa ransel berisi perlengkapan Hicking dan lainnya. Sedangkan si Gadis, masih bergeming. Mengabaikan pegal yang merambat naik ke lutut. Pikirannya betkecamuk.