Tidak sabaran, Nadir langsung saja mengajak Argi menjalin suatu hubungan; pacaran. Sialnya, ia ditolak, sebab bentuk tubuhnya yang bulat seperti bola, juga wajahnya yang penuh dengan jerawat seperti daun jambu yang Argi lihat di rumah temannya, dan lagi, kulit Nadir yang kusam sehingga ia terlihat dekil.
Sakit hati, sudah pasti. Nadir pun berusaha keras untuk merubah dirinya. Bak ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu indah, itulah Nadir. Semua orang takjub akan perubahannya, tetapi tidak dengan Argi. Kali kedua Nadir mengajak Argi berpacaran, kali kedua pula ia ditolak.
"Kamu pikir cantik aja cukup?" Nadir tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Ia sudah berusaha menurunkan berat badannya, serta merawat tubuh dan juga wajahnya. Argi masih mengatakan bahwa itu tidak cukup, padahal alasan ia di tolak sebelumnya ialah karena ia gendut dan jerawatan. Nadir tidak menyerah dan terus melakukan usaha untuk mendapatkan Argi, namun lagi-lagi pria itu tidak bisa mencintainya, hingga Nadira menyuruh ibunya untuk menjodohkannya dengan Argi di masa depan. Akankah perjodohan itu terjadi? Nadir terus menunggu.
[ DILARANG MENJIPLAK CERITA INI!
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN PENULIS SENDIRI TANPA MENJIPLAK CERITA SIAPAPUN ]
[Belum direvisi]
Levina tersenyum, lalu berkata, "Diperjuangkan? Memang kita perlu memperjuangkan. Namun, kita harus tahu. Bahwa gak semuanya harus diperjuangkan."
"Kenapa?"
"Kenapa harus diperjuangkan kalau ia tak mencintai kita, dan ia justru mencintai orang lain. Yang bisa kita lakukan adalah mengikhlaskan." ucap Levina sambil tersenyum kecut.
"Dan lo mengikhlaskan orang yang lo suka dengan orang lain?"
"Iya. Kita harus mengikhlaskan orang yang kita cinta bersama orang yang dicintainya. Karena melihat orang yang kita cinta bahagia akan membuat kita bahagia."
"Cinta tak harus memiliki." lanjutnya.
***