The Bride Is Dead
  • Reads 9,055
  • Votes 1,445
  • Parts 17
  • Reads 9,055
  • Votes 1,445
  • Parts 17
Complete, First published Aug 07, 2019
Mature
[Cerita ini masuk dalam daftar pendek The Wattys 2021]

Kepada Park Chanyeol,
  
  Ada tiga hal yang harus kau ingat baik-baik sebelum membaca ini. Aku berusaha menuliskan segalanya, tapi selalu ada hal yang tidak bisa dijelaskan lewat kata-kata kecuali kau mengalaminya sendiri. Tidak apa-apa, kau tidak perlu mengerti. Ingat saja aku.
  
  Pertama, ini semua tidak nyata. Tidak bagimu, tidak bagi Kim Minseok, tidak bagi siapapun kecuali aku.
  
  Kedua, apapun yang telah dan akan terjadi bukan salahmu. Maaf karena aku selalu melibatkanmu dalam masalahku. Aku janji ini yang terakhir.
  
  Ketiga, aku sudah enam kali mati. Aku punya firasat setelah kematian berikutnya, aku tidak akan kembali lagi. Tolong katakan pada Minseok, aku tidak keberatan dia menikah dengan orang lain selama dia bahagia.
  
  P.S: Terima kasih karena sudah berusaha menyelamatkanku.
  
  Salam,
  Ryu Sena
All Rights Reserved
Sign up to add The Bride Is Dead to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Hutan Seno Aji by mawachyn
1 part Complete
Hutan belantara terletak di pedalaman desa Wonosari Jawa Tengah yang sangat jarang dijajah oleh penduduk setempat. Mereka bilang Wamongarstu " WANI MLEBU OJO NGAREP ISO METU" kata itu seperti larangan keras bagi siapapun. Bahkan para masyarakat tidak ada yang berani menginjakkan kaki di hutan itu walau hanya sekedar mencari kayu bakar. Mbah Seno Aji, atau yang biasa di sebut dengan "Mbah Seno Winaryo" adalah seorang dukun sakti penguasa hutan pedalaman desa Wonosari. Konon katanya banyak prawan yang sudah menjadi korban untuk ditumbalkan dengan tujuan menambah kesaktian dan keabadiannya. Setiap menjelang Maghrib para prawan desa harus berdiam diri di rumah dan mengunci pintu rapat-rapat. Tugas akhir kuliah membawa para mahasiswa jurnalistik untuk meneliti sebuah khusus hilangnya 3 Prawan di desa Wonosari. Harapan mereka menyelesaikan khusus ini sangatlah besar, karena ini menyangkut nilai akhir mereka selama kuliah. Tapi semuanya berujung tangis, terungkapnya misteri hilangnya prawan desa membuat nyawa para mahasiswa jurnalistik terancam. Cerita ini dituliskan berdasarkan imajinasi penulis, dan seluruhnya bersifat fiktif. Saya sebagai penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penulisan cerita ini, dengan demikian saya harap anda bisa memberikan kritik dan saran yang dapat membangun cerita saya agar lebih baik lagi kedepannya. Cerita genre horror ini di harapkan dapat menghibur dan memberikan kesan yang menyenangkan bagi pembaca dan para pecinta cerita horror diseluruh Indonesia. #2 Jurnalistik [28/04/2023]
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Hutan Seno Aji cover
Fiction -sungjake✔ cover
Nadia's Journey (Diantara Dua Cinta) cover
Rafa [End💗] cover
I Made You Mine ( Versi Revisi) cover
Kisah Tak Sempurna cover
Scouring The Past (TAMAT - REVISI) cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.