Story cover for Beautiful Mess by _sweetpie
Beautiful Mess
  • WpView
    Reads 8,267
  • WpVote
    Votes 885
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 8,267
  • WpVote
    Votes 885
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published Aug 07, 2019
Kalian tau nggak sih? Di rumah gue ada penghuni baru, kata Papi sih, dia bakal jadi sopir sekaligus bodyguard gue. Dih, gue kan bisa jaga diri gue sendiri! 

Eh, kok malah ngoceh sih gue. Ada kelas Grammar jam 7 nih. Kalo telat sekali lagi, gue bisa dapet D!

"Aliiiii!"

Nah itu dia nongol. Fyi, dia ganteng sih, tapi...

"Iya, Mbak Prilly? Ada yang bisa saya bantu?"

Tuhan, sejak kapan gue punya adik?

#143 - aliandosyarief (21/08/19)
#32 - digosisi (24/08/19)
#8 - prilly (24/08/19)
#343 - aliando (21/08/19)
All Rights Reserved
Sign up to add Beautiful Mess to your library and receive updates
or
#2digosisi
Content Guidelines
You may also like
Dia Bahagiaku by HalloTia
19 parts Complete
Prilly merebahkan dirinya di kasur yang sudah sepuluh tahun ia tinggalkan ke Amerika. Dia rindu bermain dengan Alan. Tetangga samping rumahnya yang dulu sering bermain dengan dia. Tapi, yang sebenarnya Prilly rindukan adalah kembaran Alan. Dari kecil, ia tidak pernah mau diajak main bersama. Sampai terakhir, dia ingin mengatakan iya menerima tawaran Prilly tapi dia urungkan karena tiba-tiba Alan datang. "Pril, ayo ke rumah Om Marafa."panggil Airi, bunda Prilly. "Wahh... Prilly makin cantik aja."Nura, mama Alan berkata ketika keluarga Prilly sampai di rumahnya. "Makasih tan."Prilly. "Prilly??"Alan berlari memeluk Prilly. "Hai Lan?" "Lho, anak kamu yang satunya mana?"Tanya Izama, ayah Prilly. "Dia jadi berandalan Za. Dia nggak pernah dengerin aku lagi."Marafa. Izama hanya mengangguk. Dia tahu, sebenarnya Rafa yang tidak pernah mendengarkan si kembar yang satu lagi. Memang benar, Prilly dekat dengan Alan tapi dia dekat dengan si kembar satunya. Anak itu sering menangis dipelukannya dan cerita kalau ayah dan bundanya selalu pilih kasih. Dia tidak sepintar Alan, dia tidak pernah bisa dibanggakan karena nakal dan selalu bikin ulah. Tapi Izama lebih menyukainya, karena dia memiliki skill beladiri yang tinggi, pendengaran dan penglihatannya sangat sensitive, Izama berencana menjadikan dia penerusnya di bidang sniper dalam satuan KOPASSUS. "Ali, kamu darimana?"Rafa mulai emosi. "Sekolah, Ali kan pakai seragam, ohh... atau ayah nggak pernah merhatiin Ali, basi."Ali hanya berdiri diam, tidak menoleh sama sekali. "Kok bajunya kotor gitu Li? Kamu berantem lagi?" "Apa peduli bunda sih? Anak kesayangan bunda Alan kan? Ali nomor terakhir, cuma sampah yang seharusnya dibuang."Ali berjalan ke kamarnya. Ini cerita pertamaku, tolong dibaca ya? kalau suka silahkan di vote, kalau ada kekurangan silahkan di coment, terimakasih semua.
Strength In The Heart by FDRDewiFajar
20 parts Complete
*** "Prill, tetaplah bersamaku sampai benar-benar Tuhan yang memisahkan......" Prilly memeluk erat Ali seakan takut kehilangan. Tak terasa ada air mata yang menetes dari mata Aliando. Cinta, hal yang harus benar-benar kita jaga. Kesetiaan cinta kadangkala diuji dengan hal yang berat. Kita bisa menyikapi bila kita memutuskan masalah dengan fikiran jernih dan pemikiran yang dewasa. Jagalah cinta, seakan kau menjaga hatimu sendiri. Cinta itu rentan terhadap air mata dan kesedihan bila kita lengah menjaganya. Jagalah cinta untuk semangat hidupmu. Tetapi, janganlah menjadi cinta buta yang rela mengorbankan segalanya. Biasanya wanita yang menjadi korban cinta buta ini. Pahamilah mana cinta yang murni dari hati atau cinta yang mengedepankan nafsu saja. Penyakit bukanlah akhir dari segalanya. Cinta yang murni dari hati tidak akan melihat kekurangan pasangannya. Jalani cinta dengan penuh kasih. Kini Aliando dan Prilly mengerti artinya Sahabat Hidup. Mereka akan selalu bersama. Melewati rintangan sebesar apapun bersama. Berbagi senyum, berbagi kasih. Pendonor baik hati masih menjadi misteri bagi mereka. Yang pasti pendonor itu akan senang bila melihat Aliando dan Prilly bersatu menjadi Sahabat Hidup yang sebenarnya. Cerita Ini bukan untuk di bajak, dicopas dan sebagainya! Hargai yang membuat :) vote and coment nya yaa ;) Selamat membaca :) Cerita sudah Selesai dan belum diunpublish :) *Kalo gag suka gag usah baca ;) okey? #Thanks...
You may also like
Slide 1 of 10
Dia Bahagiaku cover
I am Untouchable cover
Ali Alfikri [Selesai] cover
Strength In The Heart cover
yellow cover
I Love You Adik Kelas Ku cover
My Friends Is My Wife  cover
Unrighteous cover
My Naughty Girl cover
Malaikat Terindah cover

Dia Bahagiaku

19 parts Complete

Prilly merebahkan dirinya di kasur yang sudah sepuluh tahun ia tinggalkan ke Amerika. Dia rindu bermain dengan Alan. Tetangga samping rumahnya yang dulu sering bermain dengan dia. Tapi, yang sebenarnya Prilly rindukan adalah kembaran Alan. Dari kecil, ia tidak pernah mau diajak main bersama. Sampai terakhir, dia ingin mengatakan iya menerima tawaran Prilly tapi dia urungkan karena tiba-tiba Alan datang. "Pril, ayo ke rumah Om Marafa."panggil Airi, bunda Prilly. "Wahh... Prilly makin cantik aja."Nura, mama Alan berkata ketika keluarga Prilly sampai di rumahnya. "Makasih tan."Prilly. "Prilly??"Alan berlari memeluk Prilly. "Hai Lan?" "Lho, anak kamu yang satunya mana?"Tanya Izama, ayah Prilly. "Dia jadi berandalan Za. Dia nggak pernah dengerin aku lagi."Marafa. Izama hanya mengangguk. Dia tahu, sebenarnya Rafa yang tidak pernah mendengarkan si kembar yang satu lagi. Memang benar, Prilly dekat dengan Alan tapi dia dekat dengan si kembar satunya. Anak itu sering menangis dipelukannya dan cerita kalau ayah dan bundanya selalu pilih kasih. Dia tidak sepintar Alan, dia tidak pernah bisa dibanggakan karena nakal dan selalu bikin ulah. Tapi Izama lebih menyukainya, karena dia memiliki skill beladiri yang tinggi, pendengaran dan penglihatannya sangat sensitive, Izama berencana menjadikan dia penerusnya di bidang sniper dalam satuan KOPASSUS. "Ali, kamu darimana?"Rafa mulai emosi. "Sekolah, Ali kan pakai seragam, ohh... atau ayah nggak pernah merhatiin Ali, basi."Ali hanya berdiri diam, tidak menoleh sama sekali. "Kok bajunya kotor gitu Li? Kamu berantem lagi?" "Apa peduli bunda sih? Anak kesayangan bunda Alan kan? Ali nomor terakhir, cuma sampah yang seharusnya dibuang."Ali berjalan ke kamarnya. Ini cerita pertamaku, tolong dibaca ya? kalau suka silahkan di vote, kalau ada kekurangan silahkan di coment, terimakasih semua.