Bahwa hati yang lemah disebabkan atas penempatan cinta yang salah, dan hati yang kuat disebabkan atas penempatan cinta yang tepat. dahulu aku pernah pacaran yang seharusnya kutinggalkan, bukan melanjutkan sebuah perasaan yang hanya menghabiskan masa depan, sehingga aku terjebak dalam sebuah kepalsuan. Perasaan itu seharusnya dihalalkan bukan dipermainkan dalam sebuah hubungan, perasaan juga boleh menentukan namun jangan sampai keluar dari sebuah aturan tuhan. sehingga sampailah aku kepada titik jenuh dari sebuah perasaan, bahwa aku berpikir tidak ada guna memanjakan perasaan dalam sebuah hubungan pacaran sebab semua itu hanya menuju kedalam kemaksiatan hati, hingga aku memutuskan hati untuk menentukan sebuah ikatan yang pasti dalam pernikahan. Namun pernikahan itu bukan masalah perkara mudah, bukan hanya mengatakan sekedar singgah, bukan hanya menyatukan hubungan dengan utuh, namun jauh dari itu aku harus mempersiapkan diri dan materi untuk menjadi seseorang yang pantas bagi calonku kelak. dan aku telah berjanji kepada seseorang yang kuanggap tepat untuk ku ikat, untuk menghalalkan sebuah akad sehingga kita sama-sama berteduh dalam satu sajadah sambil menengadah meminta berkah. aku tahu janji memang tak mampu membuat kamu luluh, tapi aku yakin dan pasti iman dan doalah yang akan senantiasa membuat hatimu jatuh untuk luluh kepadaku. jika akad masih menjadi bayang-bayang dalam sebuah janji itu artinya masih ada sebuah pengorbananku yang pasti, tentu aku sadar bahwa pertanyaanmu hanya satu, yaitu kapan hubungan kita ini berakhir pasti. dan jawabanku hanyalah kembali kepada Allah yang menetapkan garis pertemuan kita nanti, sebab dia yang berkuasa dalam menyatukan kita, agar kita berdua sama-sama pantas membangun keluarga dihadapannya. Nb : tunggu cerita selanjutnya