Chanyeol tersenyum lagi, menyentuh lagi kulit lembut itu dengan ujung telunjuknya, mengulas dengan manis setiap inchi wajah Jennie yang ada disisinya, begitu dekat dan intim, nafas Jennie yang hangat berhembus membuat Chanyeol sangat betah berada disisinya.
"Hei..." ujar Chanyeol, suaranya serak ketika subuh.
"sayang, bangun.." kata Chanyeol lagi setelah berdeham.
"hung?" Jennie dengan linglung membuka mata, lalu menutup wajahnya buru-buru saat melihat Chanyeol begitu dekat dihadapannya.
"haha, heii.. ayo bangun. Udah mau 24 jam nih jadi isteri.." Ucap Chanyeol dengan nada menggoda, lelaki itu bangkit dari atas tempat tidur dan langsung beralih pada tas ransel hitam yang ada diatas meja yang berantakan.
"ih aku malu... kamu dari kapan bangun nya?" rutuk Jennie sambil duduk, Chanyeol terkekeh.
"aku bangun tadi pas adzan subuh, aku udah sholat. Sana kamu mandi"
"eh? Serius kamu bangun pas adzan. Kok aku ga sadar sih, malu banget.. iiih ulangi ah tidurnya. Harus aku yang bangun duluan"
"ya mana ada tidur diulang lagi, kamu kan lagi gak sholat, aku juga kasian mau bangunin kamu. Kamu keliatan nyenyak tidurnya, keliatan capek juga" Chanyeol merapikan beberapa barang dan memasukkannya kedalam tas ransel miliknya, Jennie bangkit dan memeluk tubuh tinggi Chanyeol dari belakang.
Cello, seorang yatim piatu yang hidup susah, mengalami kecelakaan dan terbangun dalam dunia novel yang pernah ia baca. Ia menjadi anak bungsu keluarga berpengaruh, tetapi dibenci dan dikucilkan karena dianggap bukan darah daging mereka. Keluarga Fernando justru memanjakan anak lain yang mereka yakini sebagai darah daging mereka.
Namun, kebenaran terungkap anak yang mereka banggakan ternyata hasil penukaran bayi oleh musuh mereka, sementara Cello adalah anak kandung yang sebenarnya. Penyesalan menghantui keluarga Fernando, tetapi kini Cello harus memilih menerima mereka kembali atau menjalani hidupnya sendiri.