Memang dalam kehidupan manusia, hal yang pasti jika ada pahit-manisnya pengalaman. Dan tak lain semua itu dilihat dari seberapa besar perjuangan kita dalam memperjuangkan apa yang kita inginkan dalam hidup itu.
Setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam memperjuangkan apa yang ia inginkan. Perjuangan kita tidak salah, hanya saja pandangan kita yang salah.
Kini, ku ingin berbagi kisah mengenai perjuanganku. Bukan masalah pelajaran, karena aku kurang ahli dalam kegiatan pembelajaran. Bukan masalah ujian hidup, karena aku kurang lihai dalam menghadapi setiap permasalahan hidup orang wajar. Tetapi, aku ingin berbagi kisah mengenai perjuangan cintaku.
Jika, kalian berperasaan dan beranggapan bahwa kisahku sama seperti film-film atau cerita-cerita lainnya. Karena, aku tak hobi melihat film romantis, aku tak hobi membaca buku romantis. Karena ini hidupku. Bukan aku yang meniru film atau cerita lain, tetapi mereka meniru kisah hidupku. Karena, mereka membuatnya setelah aku merasakannya.
"Aku tak perlu membayangkan hal yang hiperbola, karena tingkahku pun sudah hiperbola.
Aku tak perlu meniru film-film dramatis, karena hidupku pun sudah dramatis.
Aku tak perlu membumbui cerita realita ini banyak banyak. Karena, realita ini benar benar sudah pas.
Aku tak perlu bermimpi di siang hari, jika dimalam hari pun aku sudah bermimpi mengenai apa yang akan aku inginkan.
Aku tak perlu berhalusinasi, hidupku saja sudah halu.
Aku tak perlu berbicara untuk mengungkapkan semuanya, karena tindakanku pun sudah menujukkan apa yang aku rasakan.
Karena bagiku, cinta itu butuh perjuangan. Tak akan cukup hanya dengan berharap dan berkhayal. Jangan MENANTIKAN harapan, LAKUKAN sekarang juga. Cinta itu diukur dari seberapa besar perjuanganmu memperjuangkannya."
#kitu_ceunah
INI NOVEL ADULT ROMANCE 21+, JANGAN ASAL BACA BAGI KALIAN YANG BELUM CUKUP UMUR.
••••
"Mau nikah dulu, atau kawin dulu? saya bisa semuanya? Pilih saja Nadi."
••••
Nadine Savaira (24 tahun) memutuskan kabur sejauh-jauhnya setelah membatalkan pertunangannya secara sepihak.
Ia kemudian tinggal di sebuah desa yang begitu asri dan saling bergantung satu sama lain. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Nadi langsung bekerja sebagai pegawai Puskesmas disana.
Suatu hari Nadi ditugaskan ibu lurah untuk menyambut seorang dokter baru di kampung mereka. Dia dokter yang sangat tampan, berusia 29 tahun. Di pertemuan pertama, dia sudah membisikkan tepat di telinga Nadi, kata-kata yang membuat bulu kuduknya berdiri.
"Tertangkap Nadi"
Dia lelaki itu, mantan calon suaminya Nadi, pemilik tatapan yang sangat tajam. Dosa Nadi padanya adalah, Nadi kabur saat mereka akan menikah.
Dan sekarang lelaki itu tampaknya ingin membalas dendam atas masa lalu tidak menyenangkan itu.
Ikuti kelanjutan kisah Nadine Savaira, Barra Dominic Arnault, dan Ravindra Albaraq W.