Teror menyalip wajahnya. Semua semakin memburuk. Hidungnya mengkerut menahan bau alkohol yang sejak tadi menguar kuat dari mulut mereka. Diseret paksa badannya ringkih, kaki mulusnya tergores oleh beberapa benda keras dan tajam entah batu atau apalah tapi goresan itu sangat perih. Seberapapun luka fisik nyatanya luka batin jauh lebih dalam melenyapkannya kedasar jurang dosa tak bertuan. Indira sangat takut bahkan untuk membuka matanya dia enggan tapi tawa mafia mereka sungguh membuat atensinya memusat. Patah arang, untuk berteriak saja rasanya sudah tidak punya tenaga apalagi memberontak. Tiga lawan satu, bisa apa Indira. Remang-remang dari pusat cahaya rollingdoor yang tidak tertutup sosok Al berdiri tegap di luar. Tanpa ekspresi apapun Al menatapnya dingin bahkan membuat uluran minta tolong Indira mengambang diudara. Memilih menonton dirinya dilucuti. Al sukses melancarkan balas dendamnya. Kenapa Al tidak membunuhnya sekalian saja itu akan terlihat lebih baik.
11 parts