Carona Taquila gadis pencinta senja yang membenci hujan di sore hari, menurutnya hujan sore adalah pembawa awan gelap yang bisa tiba-tiba menutupi keindahan dari senja. Entah dari sudut pandang apa dia melihat senja, menurutnya senja adalah cahaya jingga dari serotan terbenamnya matahari. "Aku suka dengan senja semenjak bertemu denganmu, ia adalah hal abstrak yang indah dari sudut keentahan. Apalagi ditemani olehmu, ditambah puisi yang sering kau tulis di buku kecil di sakumu." "Tapi aku suka dengan hujan malam karena ia menyamarkan keindahan malam." Javas Nareswara, lelaki pecinta puisi yang terlalu tertutup. Ia hanya bisa mengutarakan perasaannya melalui puisi. Dimanapun berada, buku kecil selalu di sakunya. Lelaki itu memberikan kebahagiaan sendiri bagi perempuan yang selalu menampakkan senyumnya, tetapi senyuman itu selalu tertutup oleh perasaan cinta pada wanita yang telah lama ia kenal walau masih dengan keentahan. "Kau bukan masa laluku, kau bukan masa kiniku, entah juga jika masa depanku. Cerita belum kita tulis, kenangan belum kita selesaikan. Kita terpisah oleh ego dan keterpaksaan masing-masing. Semoga saja dipertemukan kelak." ------------------------ "Perasaan harus diungkapkan, apa gunanya emansipasi wanita jika mengungkapkan dua kata saja menggambarkan kemurahan. Setiap orang mempunyai hak termasuk dirimu. Ungkapkan! walau pada akhirnya lainnya yang dia pilih." ---------------- Bayangmu kian menghilang ditelan malam. Aku kesepian. Kau pergi bagai ditelan alam Aku sendirian. Bolehkan kuikuti jejakmu? Langkahku tak pernah ragu. Aku merindukanmu. --------------------- No spoiler ya teman-teman. ini cerita ke-3 ku semoga kalian suka. Bukan diambil dari pengalaman sendiri, hanya sebuah imajinasi, tapi semoga ada yang mengerti maksud dari cerita ini. Teruntuk kamu yang jauh terpisah tanah, dengan ini cerita kubuat, sebagai pengganti keterlambatan untuk mengungkapkan. Aku mecintaimu yang belum pernah terlihat apalagi tersentuh. from me😊