Luna Ashraf
  • Reads 98
  • Votes 18
  • Parts 7
  • Reads 98
  • Votes 18
  • Parts 7
Ongoing, First published Aug 12, 2019
Laluna Sakha Abhiyaksa. Gadis cantik yang telah kehilangan kebahagiannya karena direnggut oleh semesta. Hidup seperti putri raja tanpa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Serba berkecukupan membuat dia tumbuh sebagai gadis cantik, cerdas, dan manja. Hingga musibah itu datang, memaksanya hidup berteman dengan kerasnya dunia. Hampa tanpa panutan dan tuntunan serta terjebak dalam kondisi penyesalan. 

Luna memantapkan hati dan beranjak meninggalkan ruang musik. Sudah seharusnya dia mempertahankan apa yang jadi miliknya. Sudah seharusnya dia menjaga miliknya. Sudah seharusnya dia meneruskan pemberian dari kedua orang tuanya.
All Rights Reserved
Sign up to add Luna Ashraf to your library and receive updates
or
#40biola
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Choose Family  cover
antagonis wife [PO] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
BABY CHANIE cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
After Graduation cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.