Tidak ada yang bisa ia lakukan, waktu terasa berhenti namun air mata membanjiri pipi pucat wanita itu seraya memeluk erat jasad sang kekasih, membuat aliran sungai air mata pada kedua wajah mereka yang berdekatan. "Maaf...," bagai ditikam pisau, isakan yang terdengar dari mulut Lucia terasa menyayat hati siapapun yang mendengarnya. "Maafkan aku..."All Rights Reserved