Story cover for Sunset Di Tahun Ke Lima by Elfhennys
Sunset Di Tahun Ke Lima
  • WpView
    Reads 85
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 85
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Aug 16, 2019
Bunyi langkahan kaki yang gemericik dengan gesekan salju membuatku semakin sadar bahwa kini kesendirian itu sudah menyelimuti hatiku dan jiwaku kembali. Kini tidak ada lagi sosok yang dapat menjadi tempatku bercerita, namun setelah kehadirannya semua terasa berbeda. Rasa bahagia beradu dalam sebuah ketakutan. Pikiran dan penciumanku pada aroma parfumnya menjadi titik terlemahku untuk bisa memahami masa laluku kembali...
All Rights Reserved
Sign up to add Sunset Di Tahun Ke Lima to your library and receive updates
or
#91stalker
Content Guidelines
You may also like
Lonely Tomorrow  by Effemeraleternity
48 parts Ongoing
Kala sinar sang surya kembali menampakan dirinya setelah bersembunyi lama di balik ribuan awan di langit abu-abu. Kini ia kembali menampakan sinarnya yang menyorot langsung ke wajahku yang sedang tertidur. Aku membuka kedua mataku perlahan dan kulihat sinar sang surya sangat terang hingga membuatku merasa silau. "Tidurmu nyenyak?" Suara yang terdengar berat dan lembut itu menyadarkanku. Singkat aku mengerjap guna memulihkan kembali pandanganku yang sempat memburam. Kemudian samar-samar senyuman terukir tipis di wajahku tatkala sudah kulihat jelas wajahnya yang sedang duduk di depanku, tengah memandangku dengan senyum manis nan tampannya. Memiliki kulit putih bersih, rambut hitam lebat, alis tebal, dan mata cokelat indahnya... itulah dia. Kami saling melempar senyum serta saling menatap lekat satu sama lain. Hanya ada kami di sini, di kelas yang kosong pun sunyi. Sunyi yang menenangkan sebab hanya ada kita berdua di dalamnya. Namun, ini hanyalah mimpi. Mimpi yang sangat indah dan seolah tampak sangat nyata. Kau ada di sini, tepat di depanku, memberikan senyum manismu padaku, tapi aku tak dapat menyentuhmu. Kau tampak nyata padahal sebenarnya kau hanyalah ilusi semata seperti sebuah lukisan indah di dalam air yang jika disentuh dengan seujung jari maka hilanglah sudah lukisan indah itu. Lenyap, tak tersisa. Kau bagai embun yang hanya muncul sesaat di pagi hari lalu menghilang saat matahari menyinari bumi. Begitulah dirimu. Setiap mengingat momen-momen indah bersamamu saat masa remaja, membuatku selalu merasa seperti kembali ke masa itu. Di masa kita saling mengenal dan melakukan banyak hal bersama. Aku ingin kembali ke masa itu dan kembali mengingatmu. Ya dirimu, yang entah kapan akan kembali. [ cover by : Pinterest ]
Obstacles eternal love || Fresha (End) by Meygo_913
25 parts Complete
Rintangan sepasang pasangan menuju cinta abadinya dari masalah kecil ke masalah besar mereka melewatinya dengan selalu bersama ada kekecewaan ada kerinduan dan ada keromantisan itu lah mereka, menjadi pasangan abadi itu tidak mudah butuh waktu dan proses yang harus mereka jalani, jadi janganlah kamu berputus asa jika kamu benar benar mencintai nya maka buktikan pada dunia kalau dia milik mu dan akan selalu begitu Kisah ini kayak itu lah ya kayak gak ngerti asal aja buat cerita karna pengen nyoba aja, kadang nyambung kadang gak nyambung, buat nya juga pakai mood soalnya Nama Author :𝘮ey𝘨𝘰 𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘨𝘶𝘴𝘺 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘣𝘪 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘢𝘥𝘦𝘨𝘢𝘯 18+ (𝘣𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘥𝘢) 𝘩𝘰𝘣𝘪 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘫𝘦𝘬𝘦𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘩𝘦𝘩𝘦 🗣️oshinya siapa thorr Me:𝘧𝘳𝘦𝘴𝘩𝘢 𝘨𝘶𝘴𝘺 ( 𝘧𝘳𝘦𝘺𝘢 𝘔𝘢𝘳𝘴𝘩𝘢) 🗣️ Dari kapan suka jkt sama baca wp? 𝘔𝘦: 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘫𝘦𝘬𝘦𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘸𝘢𝘭 2023 𝘨𝘶𝘴𝘺 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘸𝘢𝘵𝘵𝘱𝘢𝘥 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 2023 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘋𝘦𝘴𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘨𝘶𝘴𝘺 Oke gitu aja kita berkenalan ya Star:23 Juli Final:28 Oktober endddd Babay babay wkwkwkkw
You may also like
Slide 1 of 9
Senja Yang Tak Kembali  cover
Lara yang tak kunjung USAI ||•ondah•|| cover
Lonely Tomorrow  cover
Rafasya ✔ cover
Tak Seindah Cinta Yang Semestinya cover
BREATHE  cover
We Can't Be Friends cover
Obstacles eternal love || Fresha (End) cover
LANGIT YANG TAK PERNAH PULANG  cover

Senja Yang Tak Kembali

26 parts Ongoing

Senja selalu punya cara untuk mengingatkanku padanya. Pada warna jingga yang memudar perlahan, pada langit yang semakin gelap, dan pada perasaan yang tak pernah benar-benar pergi. Aku masih mengingatnya dengan jelas- hari pertama aku melihatnya, tawa kecilnya yang ringan, dan caranya berbicara seolah dunia ini adalah tempat yang penuh keajaiban. Aku juga masih ingat saat aku akhirnya mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaanku, hanya untuk mendengar jawaban yang sudah kutakutkan sejak awal. "Aku nggak bisa, Rak... Maaf." Kalimat itü terus terulang di kepalaku, seperti kaset rusak yang tak bisa kuhentikan. Tapi anehnya, aku tetap di sini. Aku tetap bertahan. Mungkin ini bodoh. Mungkin aku hanya menggenggam sesuatu yang seharusnya kulepaskan sejak lama. Tapi, bagaimana caranya melepaskan sesuatu yang sudah menjadi bagian dari diri sendiri? Senja yang pernah menyatukan kami kini menjadi saksi bahwa beberapa hal memang tidak bisa kembali seperti dulu. Namun, meski tak bisa kumiliki, aku masih menyimpan perasaan ini. Bukan untuk berharap, bukan untuk menunggu, tetapi sekadar untuk mengenang bahwa aku pernah mencintai seseorang dengan seluruh hatiku. Dan itu sudah cukup.