Leo memasuki koridor kantornya, seperti biasa tatapan dingin, tanpa senyum, tanpa menyapa pegawainya, dia menatap ke arah depan dengan tatapan sombong. Bukan hanya sombong tapi terkesan sangat angkuh. Tapi bagaimanapun ia, Leo tetap jadi idola di kantornya. Wanita mana yang tidak terpesona akan ketampanannya, kemapanannya, serta kekayaanya yang sudah di depan mata.
"selamat pagi pak Leo". Sapaan terdengar dari meja resepsionis, senyum di sungingkan sangat manis oleh gadis itu. Namun, tetap saja Leo adalah Leo, si CEO dan pewaris tunggal Morris Company itu tetap melangkah tanpa menjawab sapaan orang-orang disekitarnya. Anehnya, tidak ada yang merasa kecewa dengan sikap Leo. Bahkan ada beberapa wanita yang loncat kegirangan setelah menyapa Leo, meskipun tidak ada jawaban, alay sekali bukan. Leo sangat muak dengan sikap manis wanita di sekelilingnya yang hanya silau akan harta. 'Sampah sekali' batin Leo dalam hati.
Penasaran??? Dibaca yukk
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.