DIRANDRA [HIATUS]
  • Reads 502
  • Votes 58
  • Parts 7
  • Reads 502
  • Votes 58
  • Parts 7
Ongoing, First published Aug 16, 2019
Dia Dirandra, Putra Mahkota Sinken yang ditakdirkan bersama jodohnya dimasa depan. Masih menjadi misteri dan ramalan penasihat Raja sulit untuk di pahami. Ia telah tiada. Mereka meyakininya.Mencari Laras sang pujaan hati yang hilang. Bukannya menjaga hati, Dirandra terpaut pesona Una yang mirip seperti Laras.Seperti merasakan Laras yang berbeda dari sepanjang sejarah hidupnya. 

"Laras? "

"GUE UNA! BUKAN LARAS! "
All Rights Reserved
Sign up to add DIRANDRA [HIATUS] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kisah Tak Sempurna cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.