Home (Completed) (Repost)
61 parts Complete Mature"Siapa barusan? Kok enggak disuruh masuk dulu?" ayah kini mengalihkan fokusnya padaku.
"Teman Yah. Tadinya mau turun tapi aku bilang gak usah, gak enak udah malem," kataku lalu berjalan meninggalkan ayah.
"Harusnya suruh masuk dulu, biar ayah tahu kamu berteman sama siapa?" katanya lagi. Aku memutar mataku jengah. Lalu berbalik menghadap ayah. Lalu berjalan mendekatinya. Menggelayutkan tanganku di tangan kekar laki-laki paruh baya yang selalu merasa khawatir padaku, seakan-akan aku ini masih gadis kecilnya. Satu hal yang ayah lupa aku kini sudah berusia 26 tahun dan aku sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
"Ayah, dia itu bukan siapa-siapa! Ayah gak usah khawatir kakak udah 24 dan bisa jaga diri," kataku sambil menggiring ayah masuk ke dalam rumah.
Kudengar ayah menghela nafasnya, "Kamu itu permata ayah satu-satunya, harus benar-benar ayah jaga, karena ayah tidak akan memaafkan diri ayah sendiri jika sesuatu terjadi sama kamu," katanya.
Aku mengelus lengan ayah, "Ayah gak usah khawatir! Kakak gak akan buat ayah kecewa," kataku lalu masuk ke dalam rumah. Ayah kemudian melepaskan lenganku yang menggamit menutup pintu depan dan memastikannya agar terkunci rapat.