BERHENTI di KAMU [Completed]
  • Reads 185,592
  • Votes 23,083
  • Parts 38
  • Reads 185,592
  • Votes 23,083
  • Parts 38
Complete, First published Aug 17, 2019
Mature
👋👋👋 Madura mana suaranya ???? 📣📣📣

👇👇👇👇 sèlahaghi è bâcah 👇👇👇👇

Menghabiskan mas kecil di Pulau Garam bagi seorang anak Jawa itu mungkin akan sangat menakutkan. Perbedaan budaya, perbedaan bahasa yang jelas juga perbedaan dialeg dan juga bahasa tubuh yang membuat ketidakmungkinan menjadi mungkin.

Terlahir sebagai anak perwira polisi membuat Andi Alfarizzy harus mengikuti kemana ayahnya ditugaskan.

Seperti saat ini ketika sang Ayah Agus Wondo hatus memimpin sebuah sektor di salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan, Arosbaya.

Penasaran? ayu' sèlahaghi molaè 🙏🙏🙏

📣📣 Yang asli Madura, peranakan Madura, mari silakan bergabung di cerita ini....mohon koreksi untuk bahasa dan dan tatanannya... Kolaborasi, campor campor, toreh

Start   : 22 September 2019
Finish : 16 Juli 2020
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add BERHENTI di KAMU [Completed] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Home (Completed) (Repost) cover
JuanJulia [Pre-order] cover
Bukan Kisah Sempurna (TAMAT - Republish) cover
Pulang - Seong Yohan (Fanfiction✿)  ‼️ SLOW UPDATE ‼️ cover
Baby Jay Story S2 cover
Baby Maybe [END] cover
My Dearest Partner cover
Hello My Future: Marry Me? (Completed) cover
Pernikahan Kedua cover
Kasta Cinta [Completed] cover

Home (Completed) (Repost)

61 parts Complete Mature

"Siapa barusan? Kok enggak disuruh masuk dulu?" ayah kini mengalihkan fokusnya padaku. "Teman Yah. Tadinya mau turun tapi aku bilang gak usah, gak enak udah malem," kataku lalu berjalan meninggalkan ayah. "Harusnya suruh masuk dulu, biar ayah tahu kamu berteman sama siapa?" katanya lagi. Aku memutar mataku jengah. Lalu berbalik menghadap ayah. Lalu berjalan mendekatinya. Menggelayutkan tanganku di tangan kekar laki-laki paruh baya yang selalu merasa khawatir padaku, seakan-akan aku ini masih gadis kecilnya. Satu hal yang ayah lupa aku kini sudah berusia 26 tahun dan aku sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. "Ayah, dia itu bukan siapa-siapa! Ayah gak usah khawatir kakak udah 24 dan bisa jaga diri," kataku sambil menggiring ayah masuk ke dalam rumah. Kudengar ayah menghela nafasnya, "Kamu itu permata ayah satu-satunya, harus benar-benar ayah jaga, karena ayah tidak akan memaafkan diri ayah sendiri jika sesuatu terjadi sama kamu," katanya. Aku mengelus lengan ayah, "Ayah gak usah khawatir! Kakak gak akan buat ayah kecewa," kataku lalu masuk ke dalam rumah. Ayah kemudian melepaskan lenganku yang menggamit menutup pintu depan dan memastikannya agar terkunci rapat.