Semenjak adanya pemilihan lurah antara pak Daud dan pak Tikno, keadaan desa Gedangdowo sangat mencekam. Masyarakatnya saling curiga, bermusuhan dan berbeda pendapat. Meskipun pemilihan lurah dimenangkan oleh Pak Daud, tapi keadaan masih belum aman dan tenteram. Ketika mengadakan Gasdeso yang merupakan adat dan tradisi turun temurun ketika musim panen tiba, berupa awur-awuran (Rebutan) nasi dan jajan pasar yang menandakan panen melimpah. Terjadilah peristiwa yang membuat Badrun terluka akibat di tusuk pisau oleh mas Kamto. Akhirnya Gasdeso gagal dan semua masyarakat pulang ke rumahnya masing-masing. Pertanda akan terjadi bencana dan akan mengalami kekurangan pangan satu tahun kedepan, karena jika Gasdeso tidak di laksanakan, sesuatu yang tidak baik akan terjadi bagi masyarakat desa Gedangdowo.