Gabriela amelia,ya dia yang dipanggil iyut cewek judes dan barbar tapi bisa berubah dalam sekejap cuma karena ada sahabatnya.Ajaib emang dalam sikapnya itu,dia sangat menghargai persahabatan yang sudah mereka tempuh selama diSMA entah kenapa dia jadi orang yang penurut kalau sudah berangsutan tentang sahabatnya.Ya dia sahabat setia.
"Lo tau kan yut-" belum selesai sicilok yang bernama lengkap Jonathan Nakholis Pramudya itu ngomong sudah disanggah oleh Iyut itu.
"Gatau" dengan muka cengengesannya dia pamerkan.
"Bangsat lo ya,gue baru mau ngomong anjir,jangan dipotong dulu,kambing". Emosinya kadang tidak stabil kalau dia sedang ingin bercerita.
"Ya ya ya,lo ngatain gue anjir,kambing,bangsat terus apalagi?ga sekalian aja kuyang?". Dengan wajah tak bersahabat.
"Kan gue mau cerita dulu bangke,ah gue jadi ga mood buat cerita gegara lo yang ngebacod tadi". Muka yang tadinya cerah bagai langit biru mendadak butek kek muka selokan banyak sampah.
"Ya lo tinggal cerita bege,ngapain pake ga mood segala si?biasanya juga nyerocos tuh lambe". Jawab iyut dengan santainya.
"Lo emang tau ya gue marahnya cuma bentar yut,paham banget lo haha,jadi pengen nidurun-". Seperti biasa iyut akan memotong omongan kolis yang bersangkutan dengan hal hal begitu.
"Tidurin aja tuh Simenye menye diwarung sarkem". Iyut kadang mikir,si cilok ini suka sekali cerita tentang pergumulannya orang orang sarkem itu,padahal tidak ada faedahnya,tapi dia suka juga hehe
"Lo aja lah yang punya bodi montok bak selena gomes yang kek biola itu".
Dengan wajah menghayalnya.
"Otak lo anjir". Dengan wajah malas karena yang ada di otak cilok hanya ada body dan tete gede,pelajaran mah nol besar. Kan iyut jadi heran karenanya.
HAPPY READING GUYS💚
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.