Yang Pertama Terluka

"Untuk RezaOhany, dan Semua yang Pernah Tak Tahu Harus Bertahan untuk Apa."

Aku menulis buku ini bukan karena aku tahu semua jawabannya,tapi justru karena aku pernah dan mungkin masih menjadi tanya itu sendiri.

Namaku bukan tokoh utama. Tapi aku pernah merasa menjadi korban dari cerita yang tak pernah aku tulis. Aku pernah menjadi sunyi di tengah keramaian. Menjadi diam yang dituduh egois. Menjadi tawa yang disalahpahami. Dan RezaOhany... adalah nama yang kutemukan di tengah reruntuhan itu. Ia bukan hanya aku, tapi juga kamu dan semua yang pernah tidak tahu harus bertahan untuk siapa.

Buku ini lahir dari luka yang tak sempat diceritakan. Dari surat-surat yang tak pernah dikirimkan. Dari malam-malam panjang yang hanya ditemani napas sendiri. Dan dari ulang tahun yang terasa seperti peringatan luka yang tak tahu harus dijabarkan dari mana.

Kalau kamu sedang merasa hilang, mungkin kamu akan menemukan serpihanmu di halaman ini. Kalau kamu sedang belajar memaafkan dirimu sendiri, izinkan surat-surat ini jadi peluk diam yang tak menghakimi.

Tak semua luka perlu sembuh. Tapi semua luka pantas dipeluk.

RezaOhany...
Aku menulis ini untukmu. Untuk dirimu yang diam-diam ingin dicari. Dan untuk semua yang belum bisa mengucap "aku pantas dicintai," tapi sedang belajar percaya itu sedikit demi sedikit.

-
(RezaOhany)