ini sequel dari "Abi untuk Najwa" Menjadi anak broken home tidak selalu buruk. Najwa menjadi salah satu si anak malang yang menjalaninya sejak usianya masih sangat kecil. Kerinduannya pada babahnya (red: ayah) selalu dipendamnya dalam-dalam. Dia takut, menyakiti Ummahnya (red:ibu). Bagaimanapun, Ummah satu-satunya orang yang selalu menyayanginya tanpa syarat. Apalagi sejak ada anggota keluarga baru, yang Najwa harus panggil "Ummi". Najwa yang sejak kecil masuk pondok pesantren agar kedua orang tuanya yang telah lama berpisah dapat bebas berkunjung tanpa saling menyakiti. Najwa si gadis ceroboh, gadis manja, yang besar di pesantren. Selalu berurusan dengan pengurus pondok pesantren, terutama Dzaki sang Ustad sekaligus anak dari pemilik pondok pesantren. Najwa menjadi sorotan karena selalu bertingkah ajaib. Seajaib apa tingkah Najwa? "Najwa, kamu benar-benar....." Kata Dzaki tanpa melanjutkan kalimatnya sambil memejamkan matanya dan beristighfar.