Dulu, kau hanya mimpi. Perlahan menjelma menjadi bayangan. Kemudian berkelebat seolah ingin mengatakan dirimu sebenarnya ada. Kini nampak nyata, semakin nyata, dan sangat nyata Dulu kau hanya menatapku dari jauh. Perlahan mendekat, mengikis jarak. Namun, terpisah oleh dinding tipis. Kemudian, entah kenapa kau bisa menembusnya. Menerobos masuk ke dalam takdir yang sebenarnya tak ada dirimu di sana. Kini kau menggapaiku. Merengkuhku bersama pekat. Menyentuh tiap helai rambutku. Mengikatku dalam kisah yang kau buat. Hinggga malaikat terheran kenapa Tuhan membiarkanmu. Sampai tangan Tuhan masuk dan kau pun tak berdaya. Kau menangis, bersimpuh meminta adanya takdir baru. Namun, tulang rusuk yang ku ambil bukanlah milikmu. Takdir yang kau temui adalah semu. Aku pun tak pernah berakhir padamu. Karena sejatinya kisah ini adalah semu, yang dapat dirasa, tetapi tidak dilihat takdir dan dunia. --- Mempelai Bunian ---All Rights Reserved
1 part