untuk pergi, seseorang harus menguatkan hati, sebab tak sembarang orang bisa berlalu dari kelamnya masalalu. sebagian lagi, menganggap kalau masalalu adalah zona nyaman yang tak bisa membuatnya pergi apalagi untuk melupakan. sebenarnya ia hanya ingin berlalu hanya takut tak seindah masalalu hidup yang akan dia jalani dan sakitnya mungkin lebih kejam dari hari ini. hingga ia berfikir untuk tetap bertahan dan tetap hidup bersama masalalu dan terkungkung dalam ketakutan. itulah yang di rasakan rani saat ini.
sebelumnya, Rani adalah gadis cantik dan periang, nama lengkapnya maharani dewi izzaty, di panggil rani. umurnya sekarang 23 tahun dan masalalu kelam itu terjadi di umur rani yang ke 22. tinggi Rani sekitar 156 cm dengan berat badan 45 Kg tergolong kurus tapi ideal. kulitnya sawo mateng, hidungnya tidak mancung (baca:pesek) dengan mata tidak lebar (baca:sipit) dengan bibir agak sexy (baca: dower) tapi dengan kriteria wajah seperti itu rani adalah anak hijaber ( baca:setiap hari berjilab) dia baik dan ramah, teman-temannya semua kalangan, tapi yang akrab cuma beberapa biji, termasuk adeknya sendiri.
adek rani. namanya tisha,umur 18 tahun, tinggi 158 cm, dengan wajah mendekati kakaknya (baca: sebelas duabelas) hampir kembar. cuma yang bedain antara rani dan tisha cuma tinggi badan, tisha lebih tinggi dari kakak dan lebing mateng kulitnya ketimbang kakak (baca:hampir gelap kulitnya). tapi yang jadi nilai plus dari tisha adalah bisa nyanyi daripada rani, tisha jadi anggota pafuan suara di sekolah sekaligus sebagai tim kesayangan olahraga volly, tenis, dan takraw. sedangkan si rani suaranya jangan ditanya deh...
kayak bebek kurang sarapan, sering kali kena diskulifikasi kalo ada acara di bidang tarik suara.
sekilas deh tentang si adek beradik, sekarang kita fokus ke inti cerita biar asyik dan yang terpenting di ambil hikmahnya.