"Kenapa gak bilang" Suara itu semakin lirih disetiap katanya. Prilly tak kuasa. tangisannya tumpah di dada Ali. Membuat Ali perlahan memeluk gadis itu dengan salah satu tangannya. Mencoba menenangkan meskipun dirinya perlu di tenangkan. "Maaf" Satu kata keluar bersamaan dengan air mata yang mengalir. Meskipun raut wajahnya tidak pernah ia tampilkan didepan para sahabat. Namun didepan Prilly kesedihan itu selalu terlihat. Mata yang dulunya terlihat berapi-api, kini redup bersamaan dengan waktu yang semakin mengikis kesempatan dirinya untuk bernafas. "Mau janji satu hal?" Prilly menggeleng. Ia tahu Ali akan meminta sesuatu yang mungkin sulit untuk dia penuhi. "Please" Disela-sela tangisnya Prilly mengangguk samar. Dia mendongak demi melihat wajah yang telah lama ia rindukan. "Setelah ini jangan pernah nangis lagi" Ali memang masih disana. Namun yang Prilly rasa Ali telah bersiap untuk meninggalkan semua dan juga dirinya. "Jangan pergi" Mungkin ini kesekian kalinya Prilly meminta, meskipun ia tahu Ali tidak akan bisa mengabulkan inginnya. "Aku_" Suara Ali tercekat, seakan dia tidak mampu melanjutkan setiap kata yang menurutnya akan menjadi kalimat perpisahan. "Aku gak bi_sa" Sekeras apapun Prilly meminta, nyatanya Ali tidak pernah mengabulkan. Air mata yang turun semakin deras. Prilly menangis semakin keras. Membuat Ali menghapus air mata yang turun dari mata indahnya. _Bkl, 01 september 2019 @copyright 2019 kikycicie