"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan.
"Ya, dia si brengsek itu,"
Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita.
Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana,"
"Sumpah sekarang dia lebih hot,"
Linggar yang mendengar itu reflek memukul kepala Tita.
"Awww, sakit Ling," ucap Tita mengelus kepalanya.
"Apa maksud lo ngatain dia hot, lo enggak liat dia seperti keluar dari goa, tambah item,"
"Kalau dia keluar dari goa, gue orang pertama yang akan tinggal di goa. Siapa tahu banyak makhluk tampan seperti dia,"
"Gila lo,"
"Ya, emang dia lebih hot yang sekarang, dari pada yang dulu,"
"Lo bener-bener," dengus Tita.
"Gue ngomong kenyataanya Ling,"
"Bodo amat, lo pacaran aja sama dia,"
"Kalau dia mau, gue mau lah, enggak peduli deh, dia bekas lo,"
"Yaudah ambil sana," ucap Linggar kesal.
Ketika nominal empat miliar rupiah membuatmu mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan.
Ketika nominal empat miliar rupiah membuatmu rela kehilangan kehormatan demi mendapatkan hak yang sudah sepatutnya kamu dapatkan.
Ketika nominal empat miliar rupiah membuatmu sanggup melakukan cara apapun untuk membalaskan dendam yang tidak akan pernah bisa kamu lupakan.
Dan ketika nominal empat miliar rupiah menjerumuskanmu ke dalam kubangan rumit penuh intrik dan pengorbanan, jatuh ke dalam lubang cinta tak berdasar yang kamu tahu itu akan membunuhmu perlahan-lahan.
Pilihannya hanya ada dua. Yang menang akan mendapatkan empat miliar rupiah sebagai hak-nya. Sedangkan yang kalah, hanya akan mendapatkan pelajaran kecil dari segala hal yang terjadi selama pernikahan.
Jadi, siapakah yang akan kalah?
Haruskah mereka menyerah akan ambisi empat miliar rupiah itu, demi cinta dan perasaan?