"Zee," panggil Erik.
"Zee zee," panggilnya lagi.
Zee tersadar, dan dengan cepat berjalan keruangan Erik.
"Bapak panggil saya?," Tanya Zee.
"Iya,"
Zee lalu duduk di kursi, "Ada apa pak?,"
"Kamu sudah jelas Job description yang saya lampirkan," tanya Erik, ia menatap wanita berjas hitam itu. Ia di sini hanya menyuruh Zee mempelajarinya saja sambil menunggu jam pulang.
"Sudah pak,"
"Ada yang kamu kurang mengerti?,"
"Saat ini saya masih mempelajarinya pak,"
"Jika ada yang tidak kamu mengerti, tanyakan kepada saya," ucap Erik.
"Iya pak, ada lagi pak?,"
"Tidak, kembali saja keruangan kamu,"
"Iya pak,"
-My first story in wattpad-
"Sudah berapa kali aku bilang, bahwa Raysa beruntung punya suami seperti kamu." -Abella
Evan tentu menjadi lelaki paling bahagia saat menikah dengan wanita yang benar-benar di cintai nya. Tapi saat wanita yang menjadi istrinya tidak bisa memberikan keturunan? Apa yang bisa Evan lakukan? Di saat mama Evan menuntutnya memiliki keturunan untuk mewarisi perusahaannya nanti.
Mungkin, Abella bisa membantu Evan