Kisah ini terjadi di sebuah komunitas sosial yang mayoritasnya diikuti oleh anak-anak muda baik dari kalangan pekerja, pengangguran, mahasiswa, mahadewi, maharoko, makantoko, sampailah makan nasi atau apalalah itu yang jelas membuat pembaca sedikit terpingkal, terjengkal bahkan mual-mual. Selain itu kisah ini tak sekali-kali membuat hati pembaca "sedikit" baper, inget sedikit loyaaa..... karena kalo banyak-banyak nanti kota Pontianak terendam banjir air mata, nah kalo udah banjir nanti sayanya susah buat nulis naskah lagi, masak saya harus nulis di pohon kelapa, kelapanya tumbang menimpa rumah mantan, mantannya meninggal kini jadi kenangan,,, "Aseek",,,