"Menurut kamu, pohon apa yang paling romantis di dunia?" Tanyanya tiba-tiba.
"Mm, apa ya? Pohon sakura?" Jawabku asal.
Dia tertawa kecil, "Abis nonton drama apaan tadi malem neng?" katanya meledekku. Aku berhenti. Berpura-pura merajuk, yang membuatnya menoleh kebelakang.
"Ih, jangan ngambek gitu dong, aku cuma becanda kok." Ujarnya sambil tersenyum. Aku masih diam, enggan mau melanjutkan percakapan, hingga akhirnya ia bicara lagi.
"Bagiku, pohon yang paling romantis itu adalah pohon mahoni." Kali ini ia yang berhenti. Menunjuk pohon mahoni di belakang kami. Lalu menatapku. Tatapan yang sulit sekali dijelaskan.
"Mahoni? Ih, pohon nya seram tau. "
"Pohon mahoni jadi saksi bisu kisah kita. Ingat pohon mahoni di samping fakultas? Sembilan tahun yang lalu, pertama kali kita berinteraksi di bawah pohon mahoni, aku nembak kamu juga disana. Dan hari ini, pohon ini juga yang akan menjadi saksi..." ia berhenti sejenak, membiarkan katanya menggantung disana, lalu ia mengeluarkan sebuah kotak dari saku jubah dokternya, dan perlahan meraih jemariku.
Banyak sekali hal yang melintas dikepalaku saat ini, aku seperti tertampar oleh satu kenyataan yang amat menyakitkan. Dadaku sesak, aku tergugu dalam diamku. Tapi inilah nyata yang harus kuterima, aku tak boleh membiarkan diriku jatuh semakin dalam.
Perlahan kutarik kembali jemariku. Semampuku menahan air mataku agar tak tumpah.
"Azzahra... "
Bukan, bukan aku. Aku sama sekali tak ingat. Karna aku bukanlah Azzahra yang kamu maksud.
Sekuat tenaga aku berusaha tersenyum.
"Aku mau pulang." Ujarku.
⚠️WARNING. THIS BOOK CONSIDERED FOR 19+. PLEASE BE WISE!
_____
Blurb :
Gabriella Aphrodite Ciero, Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya Gabbie. Selain suka memasak dan kucing, gadis itu juga suka memperhatikan sahabat Kakaknya, Ares Lucian Mateo. Gabbie tidak pernah tidak terpesona melihat ketampanan dan kharisma pria itu. Sayangnya, Ares tidak begitu memperhatikannya dan hanya menganggap Gabbie sebagai adik dari sahabatnya.
Namun, satu malam merubah segalanya...