Razia Aviari pernah bertanya--mungkin sering-- pada langit gelap berbintang bisakah ia dicintai oleh keluarganya? Karena sejauh ini, dirinya hanya sibuk berlagak seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Menjadi dingin, dan bahkan tidak peduli pada apa pun. Sebetulnya tidak mudah berperan sebagai sosok batu yang tidak bisa disentuh, namun sampai saat ini takdir belum juga menjelaskan. Mengapa harus ia yang tersakiti di sini?
Bersahabat dengan Juan Dirga Magenta, cowok yang sangat mendambakan Jia--panggilan Razia-- untuk menjadi kekasihnya. Di mulai dari kisah awal pertemuan yang dapat membuat Juan sangat menghargai Jia, berbeda dari cewek-ceweknya yang lain. Tapi masalahnya, sulit sekali bagi Juan untuk menggapai pujaan hatinya itu. Mereka memang dekat namun terasa jauh sampai akhirnya muncul Gilang Rifli Almahendra--sepupu Juan-- yang tambah membuat persahabatan Jia dan Juan renggang tanpa mereka sadari.
Lalu di saat semua berada pada puncaknya, kenyataan pahit hadir dengan membawa serta pilu di hati Jia. Sebuah fakta dari segala sakit hatinya selama ini. Sosok itu hadir bagai cermin nyata berduri. Yang sangat membuat Jia sakit oleh kebenaran yang terungkap.
Lantas apakah fakta sebenarnya atas sikap dingin dan segala rasa sakit hati Jia? Mungkinkah karena kesalahan besar dari orang tua Jia? Atau justru malah Jia, sebab dari keterpurukannya sendiri? Atau ternyata ada campur tangan pihak lain yang membuat hidup Jia menderita?
Semua pertanyaan itu, akan kalian temukan di cerita ini. Stone Cold (Sept, 2019)
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan