Untuk mu yang nama nya selalu ku selipkan dalam doa ku bahkan sesaat sebelum aku terlelap, bolehkah ku titipkan rasa ini pada setiap puisi yang sengaja ku tuliskan dan selipkan di balik roti isi coklat favorit mu dikala pagi. Kadang, aku merasa iri kenapa semua nya tanpak baik-baik saja untuk mu , kenapa mereka dengan mudah mengobrol serta bercanda dengan mu , sedangkan aku tidak. Kadang, aku mulai berpikir. Dimana letak salah ku? Aku punya banyak sekali waktu bersama mu, namun tidak ada satu alasan pun yang membuat ku dapat bicara pada mu. Bahkan saat mata kita saling bertemu pun,bibir ini masih saja kelu untuk sekedar menyapa atau tersenyum kearah mu. Dan kau.. masih menjadi sosok jangkung yang angkuh kepada ku. Hingga sebuah puisi ku tertempel di mading beratas namakan "si peri kecil ku". Puisi itu hanya aku,kau dan Tuhan yang tau. Beserta malaikat dan para setan yang tau tanpa seijinku tentu nya. Lalu bagaimana puisi itu ada disana ? di pojok kiri atas mading bagian karya sasta . Mungkinkah itu kau ? yang dengan sengaja mengirim nya. Untuk apa ? Menemukan ku ? atau .. ah entahlah.