AKSARA WIRA
Bagi gua, Karenina Klana nggak lebih dari cewek asing yang eksistensinya luput dari pandangan. Iya, gua memang nggak kenal dia. Sayangnya, gua harus menyelundup masuk ke kehidupannya, kemudian (dipaksa) mengalihkan perasaan dia dari Si Monyet Sastra, kakak kedua gua.
KARENINA KLANA
Sebelumnya, gua cuma tahu kalau Akas itu adik dari Kak Sastra yang nggak sengaja satu kelas sama gua hampir satu tahun ini. Cuma itu. Eh, nggak, nggak. Sebagai teman satu kelasnya, gua tahu kalau Akas itu manusia paling doyan rebahan, anak les, si ranking delapan, anak debat yang omongannya kayak bon cabe level tiga puluh, dan... mantan pacar dari cewek paling hits di sekolah. Lucunya, kemarin pagi, nggak ada angin nggak ada hujan, Akas yang datar kayak dipan kasur itu tiba-tiba nyodorin minuman botol rasa jeruk sambil bilang, "Mulai besok, lo balik sama gua... Nina."
Ajaib. Dia hapal nama gua!
Tak pernah terlintas dalam benak Alif akan kasus yang ia tangani puluhan tahun lalu, berubah menjadi sebuah boomerang dendam yang siap menghantam habis keluarganya. Hamzah Al-Ghazawan dan Hasbi Al-Gaishan, kedua putra Alif tidak tahu malapetaka yang menghampiri, ternyata berasal dari dendam yang seharusnya diterima orang tua mereka.
Sampai suatu hari Hasbi, dokter muda yang bekerja di forensik ini mengalami kisah tragis dalam hidupnya. Sedih mendalam, terpuruk, dan takut dalam diri Hasbi menggerakkan sang Kakak untuk merubah apa yang dialaminya menjadi sebuh kasus yang harus diselidiki.
Hamzah, mengikuti jejak ayahnya menjadi penyidik kepolisian. Dengan segala upaya ia lakukan untuk mencari dalang dibalik semua yang dialami adiknya. Bahkan membentuk sebuah agen bernama AGEN[IUS]. Namun, siapa sangka kesalahpahaman besar timbul ditengah-tengah mereka?
"Mari hentikan penyelidikan sampai di sini, Hasbi."
"Kenapa? Apa karena yang Abang cari sudah Abang temukan?"
"Sejauh ini tidak ada barang bukti spesifik ditemukan dalam kasus Jenna. Tidak ada pelaku yang bisa dijadikan tersangka. Tidak ad -"
"Bukan barang bukti, tapi kebenaran. Abang menemukan kebenaran yang aku pun baru tahu. Jika Jenna, sebenarnya cinta pada Abang, bukan?"
___________________________________________
"Menangislah, hatimu baru saja kehilangan. Istirahatlah, ragamu butuh untuk bersandar. Ikhlaslah, ragaku kembali pada Tuhan. Tenanglah, cinta yang kamu khawatirkan sesungguhnya sudah suci terikat dihadapan Tuhan. Pulanglah saat Tuhan sudah menjemputmu, jangan sendirian. Aku akan tetap setia disini menunggumu pulang." -- Amara Jennaira.