Disaat kelopak mata masih lemah untuk membuka Disaat gejolak jiwa masih lelah untuk siaga Mendadak naluri memaksa raga untuk terjaga. Tak biasanya Aku terbangun sepagi ini Tak biasanya Aku ingin keluar dari rumah untuk memandang sang Mentari. Aku tertegun, Sejak kapan, Cahayanya begitu hangat Sejak kapan, Pesonanya begitu indah Sejak kapan, suasananya begitu tenang. Aku terlamun, Kenapa bisa, baru sekarang Aku menyadarinya Kenapa bisa, baru sekarang Aku merasakannya. Ku biarkan kedua mata memejam Ku kosongkan pikiran lalu mengambil nafas yang dalam Ku rentangkan kedua tangan lalu berdiam. Oh Tuhan.. Fajar yang Kau ciptakan ini begitu indah Derai hembusan angin layaknya di surga, kicauan burung-burung yang menggoda Cahaya hangat yang menenangkan jiwa serta panorama yang memanjakan mata Semuanya senada. Terimakasih Tuhan, Karena Kau telah memperlihatkan Aku, apa itu Fajar yang sesungguhnya. Terimakasih Tuhan, Karena Kau masih membiarkan Aku untuk merasakan Fajar hingga saat ini. Terimakasih Tuhan, Berkat Fajarmu, Kini Aku semakin semangat untuk menjalani hari.