Ada seorang anak yang ya masih di bilang ia masih sangat kecil. Dia anak pertama dari tiga bersaudara di kluaraganya, di kluarganya di ajarkan untuk bekerja untuk menghasilkan uang dari situ anak itu semakin berkembang, di saat ia duduk di kelas tiga SD ia memilih putus sekolah karena ia masih memiliki dua orang adik yang membutuhkan biaya untuk bersekolah. Padahal keunangan di kluarga tersebut pas pasan karena ia dari kecil sudah di ajarkan untuk bekerja tanpa sadar ia sudah memiliki keterampilan dalam apa yang ia kerjakan. Hari hari semakin berlalu, anak itu tumbuh dengan tempaan dunia yang keras menuntunya menjadi seorang yang terampil daram berbagai bidang. di usia ke 20 tahun ia memilih untuk menuntut hobinya yang senang mengolah bahan limbah yang ada di sekitarnya, ia mendapat informasi di daerah solo ada kursus untuk tukang kayu. Tanpa pikir panjang ia berangkat dengan salah seorang temanya yang juga memiliki keterampilan yang hampi sama. Ia berangkat hanya bermodalkan nekat dan hanya membawan restu dari orang tuanya karena kedua orang tuanya sepserpun uang uang saku. Dengan uang saku yang ia kumpulkan semasa ia bekerja serabutan di rumah, ia berangkat dengan berat hati karena ia meninggalkan kedua orangtuanya dan dua orang adik yang masih kecil. sesampainya di sana ia hanya mempunyai iang sisa sebanyak Rp7000.00 rupiah saja itupun ia belum sempat membeli makanan untuknya sendiri. di sana ia langsung di kenalkan oleh sang pemilik dari pengrajin kayu tersebut.All Rights Reserved