"Mau kemana?" Intonasi suara itu tak pernah berubah, selalu saja datar. Tapi anehnya aku selalu kaget jika mendengarnya.
"Mau kabur pak." Ucapku spontan. Ah, dasar mulutku ini lainkali harus dibelikan penyaring terlebih dahulu. "Ralat, maksudanya kedewan guru pak." Aku meringis merutuki kebodohanku
"Kamu..." Mata itu menelisik dari atas sampai keujung kaki seolah menyelediki seoarang penjahat kelas kakap.
"Saya tahu kok hari ini saya cantiknya kurang maksimal, tadi dijalan make up saya luntur." Mulutku tidak bisa diam berkomentar, "Bapak juga tampan kok hari ini, mirip lee min hoo." Aku menepuk keningku menyadari betapa bodohnya aku menawarkan diri menjadi santapan singa.
"Kamu siswi yang terlambat tadi, bukan? Lalu menyuap satpam penjaga gerbang sekolah!"
"Bukan, pak! Maaf saya permisi dulu soalnya sudah ditunggu oleh ibu diana." Aku memotong percakapan sebelum merambah kemana-mana dan memojokkanku
"Ya sudah, kamu temui ibu diana selepas itu temui saya diruangan saya." Ucapnya penuh penekanan disetiap kata
"I-ya" Aku tergagu menatap kepergiannya, "Tamatlah aku!" Aku meringis lalu menoyor kepalaku sendiri saking kesalnya.
*******
"Kamu itu biangnya masalah! Jadi, tugasku adalah menjaminmu agar selamat. Paham?!" Katanya, aku tersipu malu.
"Jadi, bapak akan 24 jam menjaga saya?"
"I-ya, tidak!"
"Iya atau tidak?" Aku mempersingkat jarak kami membuatnya salah tingkah.
*******
"Putri, tadi kak randi datang kekelas kita" Ucap melia antusias dengan mata berbinar-binar
"Hm, iya . Tadi udah ketemu kok di jalan"
"Kayaknya kak randi suka kamu, loh"
"Hahahaha, kamu kalau mau ngomong disaring dulu! kalau ada yang dengar bisa bahaya, kamu sendiri tahulah kak randi itu bagaimana? Kasta kami itu beda jauh, seperti bumi dan langit."
"Loh, apa salahnya? Kamu kan juga anak orang....ehm..ehm..ehm" Aku lekas-lekas membekap mulut rempong sahabatku ini sebelum dia melanjutkan tausiahnya dan membeberkan segalanya.
*****
ON HOLD!!
🤎
I came inside and saw him sleeping peacefully. I sat down on the floor near his side of the bed. I waved my hands infront of his face to confirm whether he was sleeping. After getting the confirmation, I cried once again sitting there on the floor, still in the bridal dress.
"Why did you do this Ram? Why? You deserve better Mr. Ram. Not only you, infact every man in this world deserves better if the bride infront of them is me. Why did you ruin your life by your own hands? Say me." I said in a low voice and I cried even more.
"I know you hate me and even I hate you. But.... But why did you marry me. K...kalank hu mein Ram. I'll never be able to heal you when me myself I am lost. I cannot give you the love you deserve Mr. Ram. No one deserves to marry a girl like me." I said and cried even more and don't know when sleep engulfed me.
🤎
ABHIRAM VERMA : One of the famous billionaire CEO, underworld don, India's Mafia king. Ruthless, cold, scary, and mostly POWERFUL.
LAVANYA GOWDA : Beautiful, sweet, kind, sassy and savage (if needed), angry bird, caring, to be precise, one and only piece.
🤎
Right now Lavanya is a girl who is completely broken. Who thinks herself as a disgrace to her family even if they love her unconditionally.
She thinks that no one deserves a girl like her.
Abhiram hates her thinking she is the one behind his trauma, which made him cold and ruthless. But is that true?
He hates Lavanya to the core while she doesn't even know that he exists in this world.
What will happen when he learns the truth?
Will he be able to heal her?
Will he be able to break all her walls?
Will he be able to make her realise that she is not any kalank (stigma) but as pure as the purity itself?
Will he be successful in making her realise that.............
"Kalank nahi ishq hai kaajal piya" ??
🤎