Bagi Kanya berpacaran dengan Rafif adalah suatu pencapaian besar. Selain karena terlalu sayang, ia juga akhirnya mendapatkan perhatian-perhatian yang diinginkannya sejak dulu hingga akhirnya ia tak pernah mau melepaskan sang kekasih. Namun, bagi seorang Aranda terlalu bucin malah membuat seseorang menjadi sosok yang bodoh. Menomor duakan segala hal hingga akhirnya terasingkan. Rasa kesal yang mendera membuat Aranda mengacuhkan Kanya dan Rafif. Hal yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan miring mengingat kedekatan mereka. Gema yang mendadak murung pun turut menyebabkan kerenggangan. Melupakan semua yang terjadi. Melupakan pahit manisnya kenangan yang terukir. Cappucino, secangkir minuman berkafein yang menjadi saksi bisu atas kehangatan persahabatan juga pahitnya pertikaian yang terjadi. -DuniaAudi-