My Gaptek Boyfriend [Pindah Ke CABACA]
  • Reads 17,526
  • Votes 875
  • Parts 5
  • Reads 17,526
  • Votes 875
  • Parts 5
Ongoing, First published Sep 26, 2019
Riana pikir, sungguh beruntung perempuan yang menjadi pacar Marvin. Dari segi fisik, dia tampan dengan paras yang mirip bule, kulitnya putih dan perawakanya tinggi, kecil nan berotot. Pokoknya, enak di ajak jalan-jalan. Tidak memalukan.

Hanya saja, kegaptekannya itu yang memalukan dan membuat siapapun kesal sendiri dengan pertanyaan polosnya karena tidak tahu menahu tentang tetek bengek ponsel Android. Maklum, dia baru setahun menjadi alumni hp jadul.

Namun agaknya Riana harus menelan bulat-bulat presepsi awalnya. Siapa sangka, dialah perempuan beruntung yang menjadi pacar si gaptek Marvin.

Dan, punya pacar gaptek tak seberuntung itu untuk dirinya yang anak milenial ini.














Myemimark, 2019
All Rights Reserved
Sign up to add My Gaptek Boyfriend [Pindah Ke CABACA] to your library and receive updates
or
#327girlfriend
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
The Best Of Miracle cover
After Graduation cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Rafa [End💗] cover
antagonis wife [TERBIT] cover
BABY CHANIE cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.