20 parts Ongoing [ Brothership Story ]
Aksa pikir, kehidupannya selama ini cukup membahagiakan. Meski berteman dengan obat-obatan, tapi binar senyum di wajah remaja 16 tahun itu jarang sekali pudar. Ia akan merasa bahagia untuk hal sekecil apapun, bahkan saat Ibunya sekedar menelpon dan bertanya hal sesederhana, 'Sudah makan, Sa?', anak itu akan tersenyum lebar memberi jawaban.
Ya, cukup dengan mendengar suara sang Ibu dari kejauhan.
Aksa juga merupakan anak yang penurut. Jarang sekali kata 'tidak' keluar dari bibir tipisnya. Ia hanya akan tersenyum lalu mengangguk. Untuk apapun itu.
Tapi saat kedua bola matanya tanpa sengaja melihat kalender yang terpampang di dinding kamar rawat malam itu, Aksa mulai berpikir, mungkin ini saatnya ia meminta sesuatu. Sebelum waktu yang ia punya benar-benar habis, Aksa hanya ingin menuntaskan kewajibannya sebagai manusia yang memiliki Tuhan. Sekali saja.
"Bang, puasa besok Aksa ikut, ya?"
Meski nyatanya anak itu tidak pernah benar-benar merasakannya.
•••••
Ramadhan Untuk Aksa, sebuah cerita singkat yang akan menyuguhkan kisah manis berbalut rasa sakit tentang dua manusia yang hanya memiliki satu sama lain, berusaha menjaga semestanya masing-masing.
-malliakth