Story cover for Stay With Me by CangPanah
Stay With Me
  • WpView
    Reads 175
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 175
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Sep 28, 2019
Untung tak bisa diraih
Malang tak bisa ditolak. 
Seperti juga siang & malam
pertemuan & perpisahan adalah pasangan dalam kehidupan. 

Bahagia & derita
adalah dua sisi 
dari koin yang sama. 

Tapi aku tak berani mengundi diri
semua kemungkinan terbuka
seperti pintu yang terbuka 
bagi perpisahan ini. 


Pria itu menutup buku antologi puisi yang sedang dia baca beberapa saat lalu. Setiap kali dia selesai membaca puisi pintu perpisahan, selalu saja rasa sakit yang sama datang menghantamnya bertubi-tubi. Dia sudah lupa, entah sudah berapa kali dia membaca puisi itu, tetapi dia tidak akan pernah lupa dengan kalimat yang selalu  ia ucapkan setelahnya. 

"Setiap pertemuan, pasti ada perpisahan." Aku muak dengan pepatah itu. Bukannya marah atau mengutuk, aku hanya belum siap kehilangan dia. _GRW.
All Rights Reserved
Sign up to add Stay With Me to your library and receive updates
or
#279pertentangan
Content Guidelines
You may also like
Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END] by Fratkn
56 parts Complete
"Lo gak sadar? Kita sama-sama hancur. Gak ada keharmonisan dikeluarga kita. Tapi lo bermimpi buat membangun rumah tangga sama gue? Lo pikir bisa? Lo yakin gak akan buat tuh anak menderita dengan kelakuan kita di masa depan? Lo yakin bisa jadi orang tua yang baik sedangkan darah lo mengalir dari dna seorang yang paling lo benci?!" "Lo mau buat gue mati ngenes kayak almarhumah nyokap lo? Atau mau sama-sama saling selingkuh kayak keluarga gue? JAWAB ZINO!" Kina hanya sekedar mantan kok bagi Zino. Iyakah? Tapi yakin hanya mantan? Memangnya ada mantan cemburu ketika melihat dia bersama yang lain? Ada ya mantan yang masih peduli? Mantan yang justru marah sampai berujung nikah? Nikahnya kepaksa karena situasi. Tapi perasaannya tulus dari hati. Mereka seperti sepasang sepatu yang melalui masalah hidup bersama dan melangkah tanpa arah yang jelas. Berusaha menemukan tempat terbaik sebagai tempat tujuan. Bagaimanakah cara dua broken home yang tak pernah merasakan kehangatan keluarga itu menciptakan sebuah keluarga yang harmonis demi buah hati mereka? Mampukah mereka menjadi orang tua yang baik? Sedangkan dalam hidup mereka sendiri tak pernah menemukan sosok yang bisa dijadikan sebagai panutan hidup. ____ ●Kalimat dalam cerita tidak baku ●Mungkin terdapat beberapa kesalahan yang tak disadari ~JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAKNYA SETELAH MEMBACA. BERUPA VOTE & KOMEN~ ---- Cerita yang saya buat semata-mata hanya untuk menghibur dan tidak untuk menyinggung pihak manapun. Maaf jika ada salah yang tidak saya sengaja ataupun tidak saya ketahui. ---- PERINGATAN..! CERITA YANG SAYA BUAT MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI TOLONG JANGAN COPY CERITA INI DENGAN ALASAN APAPUN..! PLAGIAT HARAP MENJAUH..! ___ Publikasi: 24-09-2023 ____
You may also like
Slide 1 of 9
DALAM DETAK (SELESAI) cover
ASING KARNA TAK LAGI BERSAMA cover
Setia Di Hati (Selesai) cover
Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END] cover
ARSHAWA [END] cover
Meeting or Farewell cover
Penantian Hujan cover
Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END] cover
AKSARA cover

DALAM DETAK (SELESAI)

7 parts Complete Mature

[ CERITA DIPRIVASI ] Semua orang berlomba bergaya, bekerja, berkomunikasi demi mendapatkan satu rasa yang disebut; Cinta. Hingga lupa pada takdir yang tak selalu menuruti kehendak, sebab ada empunya. Kalau saja cinta selalu seindah bait puisi milik Penyair ternama, mungkin perjuangan benar tak ada artinya. Namun, lagi-lagi, konspirasi alam tak pernah memiliki jadwal. 'Ia' berputar semaunya. Mengitari manusia yang tanpa tahu malu terus berangan. Atau ... justru mendukung mereka para pesimis. Apakah ketika mencintai, kau selalu siap dengan patah hatinya? Hei, kedua hal itu adalah paket wajib yang tak akan bisa kau pilih salah satu. Percayalah, senikmat apa pun cinta yang kaurasa hari ini, kelak alam akan memintanya untuk menghancurkanmu. Menjadi kepingan raga, rasa yang hancur dan kau menderita. Apakah menakutkan? Tidak. Karena manusia selalu merasa dirinya yang terhebat. Berpikir mampu bertahan dalam duka yang teramat. Berangan mampu mengubah cinta menyiksa menjadi bahagia penuh euforia. Bukankah manusia itu makhluk paling serakah? Ia tidak pernah berpikir, kalau segala sesuatu memiliki batas. Kecuali, Sang Pencipta. Maka, beginilah ritmenya; Cinta-->Bahagia-->Jenuh-->Luka-->Mengakhiri/Memperbaiki? Selamat Membaca! Salam, Curious_ Ditulis-Diakhiri: Maret 2017