"Jangan seperti kertas kosong yang dengan mudahnya melunak hanya karena dibasahi air. Tapi, jadilah pemilih seperti pena yang tidak mudah menggoreskan tintanya dimana saja"
Menurutmu, apakah pena lebih baik dari kertas kosong? Ataukah sebaliknya, kertas kosong lebih baik dari sebuah pena? Pilihanmu itu hakmu yang menentukan, aku tidak akan ikut campur dalam hal memilih.
Tapi, apa kau sempat berpikir, jika pena tidak pantas untuk merangkai kata di atas kertas kosong? Lantas, apakah sebuah pena dapat menggambar di atas genangan air mengalir?
Entahlah, yang aku tahu bukan perihal dimana pena itu pantas untuk menulis, namun dengan cara apa pena itu dapat dengan bebas menyusun kalimat yang ia rasakan.
Mungkin ini terdengar sangat aneh. Memang, aku sengaja membuatmu berpikir terlebih dahulu sebelum kau mengerti.
Asal kau tahu, ini bukan kisah pena, kertas, dan air yang sesungguhnya. Ini hanya sebuah umpama yang menggambarkan kepribadian tokoh yang akan diceritakan.
Mungkin kalian bertanya-tanya, 'kenapa gunting dan batu tidak ikut andil dalam cerita ini? Bukankah ini sebuah lelucon dalam sebuah permainan?'. Tenang, semuanya akan diceritakan disini.
Apakah ada gambaran untuk alur ceritanya? Kau bisa menebaknya?
Lihat nanti, apakah yang kau pikirkan sama dengan apa yang diceritakan? Jika iya, kita jodoh. Jika tidak, mungkin kita hanya ditakdirkan untuk saling mengenal, bukan untuk saling memiliki. Hiya hiya
"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya.
Sontak hal tersebut membuat gadis dihadapan nya itu takut.
Hanya khayalan semata!